Setelah behari-hari menjadi headline di beberapa media, teka-teki siapa bakal calon wakil presiden (cawapres) pedamping Joko Widodo maupun Prabowo Subianto akhirnya terjawab. Jokowi menunjuk ketua MUI, Ma'ruf Amin sebagai wakilnya. Sedangkan Prabowo menggandeng Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI.
Deklarasi koalisi Jokowi maupun kubu Prabowo diwarnai beberapa kejutan dan drama.
![(Ilustrasi Trie Yas)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/12/jokowi-vs-prabowo3-5b7002d0bde575785d5d9fe2.jpg?t=o&v=770)
Terpilihnya Ma'ruf Amin tentu mengejutkan. Sebab, sebelumnya, nama Mahfud MD yang mencuat sebagai calon kuat cawapres. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu bahkan mengaku diminta mengirim CV dan mengukur kemeja putih, kostum andalan Jokowi selama ini.
Malam deklarasi capres dan cawapres, Mahfud sudah stand by di dekat lokasi. Namun last minute, Mahfud MD batal jadi cawapres Jokowi karena ada penolakan dari sejumlah parpol koalisi. Rais Aam PBNU yang juga Ketua MUI, Ma'ruf Amin, diumumkan Jokowi sebagai cawapres pendampingnya.
Ya, begitulah politik, kalau ndak gitu ya ndak seru....
2. Keluarnya nama Sadiaga Uno di menit terakhir dan istilah "Jendral Kardus"
Nama-nama yang keluar sebagai Cawapres mendampingi Prabowo selama ini dari amanat Ijtima Ulama yang diselenggarakan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U). Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, dan pendakwah Ustaz Abdul Somad.
Namun setelah SBY dan Probowo beberapa kali bertemu dan menyatakan mendukung pencalonan Prabowo, nama Agus Harimurti Yudhoyono mencuat. Ketua Kogasma Demokrat yang merupakan anak sulung SBY digadang-gadangkan maju sebagai calon wakil presiden dari Prabowo.
Tetapi dua hari jelang batas waktu pendaftaran capres-cawapres di KPU, Politikus Partai Demokrat Andi Arief Melalui akun twitter pribadinya melontarkan cuitan keras,