Dalam setahun Hanung Bramantyo membuat lebih produksi film. Kadang Ia juga merangkap sebagai penulis skenario dan produser. Karya-karyanya terkenal memiliki gagasan yang berani. Tak jarang menimbulkan kontroversi. Sebut saja film Perempuan Berkalung sorban, Tanda Tanya (?) sampai film Sang Pencerah, tentang pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan yang dibintangi oleh Lukman Sardi. Ketika film muncul mendapat apresiasi dengan akting memukau, tetapi kemudian muncul kekecewaan setelah Lukman diketahui pindah agama.
Tahun 2016 Hanung meluncurkan dua film, Pertama film drama komedi Talak 3. Kedua prekuel dari Habibie & Ainun. Rudy Habibie yang mengisahkan Presiden RI ke 3 BJ Habibie ketika muda. Tahun 2016 Hanung juga telah merampungkan 2 produksi film Kartini yang dibintangi aktris Dian Sastro. Rencananya film Kartini akan tayang pada april mendatang bertepatan dengan Hari Kartini. kedua film Surga Yang Tak Dirindukan 2 yang awalnya keluar Desember mundur menjadi Februari 2017 besok.
Meski banyak menghasilkan film sukses di box office tiap tahunnya dengan mendapat beberapa penghargaan. Hanung mengaku lebih menikmati dalam produksi film pendek karena tema yang diangkat bisa diulang jika dirasa kurang. “Saya suka film pendek. Jika saya kurang puas saya ulang lagi-ulang lagi dengan tema yang sama. Dalam proses penggarapan juga sangat serius. Saya pakai kantras film, pakai storyboard, pakai film dan kamera yang saya suka,” ujar suami dari aktris Zaskia Adya Mecca.
Nama Anggy Umbara dalam dunia penyutradaraan film belum semekilap Hanung Bramantyo, Riri Rizal, atau Rudy Sujarwo yang sudah memenangkan beberapa penghargaan dan piala citra. Namun, tahun 2016 ini film besutannya memecahkan rekor film Laskar Pelanggi sebagai film terlaris sepanjang masa. Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1. Film komedi adaptasi dari film-film Warkop DKI ini menjadi film terlaris dengan 6 juta lebih penonton.
Lahir dari keluarga film, awalnya Anggi tertarik bekerja di dunia film. Mama Cake (2012), Film perdananya diawali unsur ketidaksengajaan, Anggy yang dari kecil suka menulis dan ingin menjadi penulis skenario, menawarkan beberapa cerita karyanya kepada beberapa produser, tetapi ia malah diminta untuk sekaligus duduk di bungku sutradara.
Ilmu penyutradaraan ia dapat otodidak. Buatnya proses belajar tidak hanya di ruang kelas dengan melahap teroi-teroi. "Praktik aja langsung, by instinct, pakai naluri. Tak mau terpaku dengan teori. Harus begini dan begitu itu bagaimana.” ungkap Anggy ketika ditemui dalam diskusi film pendek beberapa waktu lalu.
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H