Kisah Rahwana dalam cerita Ramayana identik dengan perwujudan angkara murka dan dosa-dosa manusia.. Tokoh antagonis, kelahirannya disambut oleh goncangan bumi dan dewa-dewa berusaha mencegah kelahirannya.
Minggu (22/5) Komunitas seni Gong Tiga di Galeri Indonesia Kaya mementaskan kisah seorang laki-laki bernama Rahwana. Jauh berbeda dengan kisah Rahwana dalam cerita Ramayana.
Rahwana yang diangkat ialah Rahwana yang krisis kepercayaan diri. Anak dari keluarga konglomerat. Semua kebutuhan hidup dan masa depannya telah disiapkan oleh orangtuanya. Sehingga ia tumbuh menjadi anak yang tidak begitu memahami hal yang bisa dilakukan dirinya. Diselimuti kegelisahan lantaran tak berani menjadi manusia bebas. Merasa merasa terasing dari kehidupannya.
Dalam setiap pementasan Komunitas seni Gong Tiga selalu berusaha memuat paham eksistensi. Pertentangan dan pergolakan diri manusia dalam merespons tekanan dari luar. Hal itu juga terlihat dari pementasan. Monolog musikal Gumam, Guga,t Gigit, mengambil tema krisis kepercayaan diri dengan tetap diselipkan isu yang sedang hangat di masyarakat akhir-akhir ini, Kejahatan seksual terhadap perempuan.
Konsep eksistensi yang diusung Gong Tiga menurut penulis naskah Donny Anggoro karena melihat kecenderungan konsep tersebut sering diabaikan.
Foto-foto: Koleksi pribadi (Trie yas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H