Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memaknai Hari Kesaktian Pancasila (Lagi)

1 Oktober 2015   03:55 Diperbarui: 1 Oktober 2015   04:03 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat dengan film yang setiap tanggal 30 September tanya di televisi? Ya, Film G 30 S PKI memberi gambar kepada seluruh masyarakat Indonesia tentang  salah satu sejarah kelam negeri ini. Tentang kudeta oleh Partai Komunis Indonesia pada pemerintahan  yang saat itu di bawah pimpinan Presiden Soekarno. Tujuan kudeta tersebut adalah menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno dan menginginkan pemerintahan Indonesia menjadi pemerintahan komunis.

Di bawah pimpinan komando Dipa Nusantara Aidit atau sering dikenal dengan nama DN. Aidit melakukan propaganda besar di negeri ini. Bahkan lewat Komandan Batalyon I Cakrabirawa yang di pimpin Letnan Kolonel Untung Syamsuri pada tanggal 30 September 1965 pada Kamis malam Jum’at atau pergantian hari 1 Oktober , gerakan ini melakukan tindakan keji. Dengan menculik dan membunuh beberapa jenderal yang memiliki kedudukan militer cukup tinggi.

Nama-nama para Jendral-jendral  yang  ditemukan  tidak bernyawa dan di kuburkan menjadi satu dalam sebuah sumur yang lebih di kenal dengan Lubang Buaya.

  1. Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani (Meninggal Dunia di rumahnya, Jakarta Pusat. Rumahnya sekarang menjadi Museum Sasmita Loka Ahmad Yani)
    2. Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
    3. Mayor Jendral Raden Soeprapto
    4. Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
    5. Mayor Jendral Siswondo Parman
    6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun (Meninggal dunia di rumahnya)
    7. Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
    8. Kolonel Katamso Darmokusumo (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
    9. Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)
    10. Ade Irma Suryani Nasution (Putri Abdul Haris Nasution, meninggal di kejadian ini)
    11. Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean (Meninggal di kediaman Jendral Abdul Haris Nasution)

Tepat pada jam21.00 WIB atau 9 malam pada 1 Oktober 1965 pemerintah lewat Mayor Jendral Soeharto mengumumkan PKI di Indonesia berhasil di tumpas. Dan akhirnya sejarah tanggal 1 Oktober di kenang sebagai Hari Kesaktian Pancasila , dan untuk mengenang 7 jenderal yang menjadi korban keganasan PKI pemerintah membangun Monumen Pancasila Sakti.

Hari Kesaktian Pancasila bukan dalam arti mitologi, bahwa karena kesaktiannya Pancasila mampu menggagalkan rencana PKI untuk menggantikannya dengan ideologi komunis. Meski sampai sekarang sejarah bangsa kita (Bangsa Indonesia) masih ambiguu. Masyarakat kita masih dibuat bertanya-tanya tentang sejarah yang terlanjur sengaja ditanamkan oleh masa rezim Orde Baru dan ternyata setelah runtuhnya Orba banyak buku-buku yang muncul tentang ketidakadilan yang lebih tidak manusiawi kepada orang-orang yang terlibat dalam Partai Komunis Indonesia berserta kerabat keluarga pun harus menanggung hukuman.

Tetapi sejarah terkandang bisa dibelokkan mengikuti  penguasa. Seperti  film G 30 S PKI yang mampu menancapkan pada benak masyarakat akan kekejam dan tidak manusiawinya PKI, namun dibalik semua itu sejarah akan penumpasanya sampai keakar-akarnya menjadi alfa, kosong. Seolah itu hal yang lumrah padahal kita semua tahu  ‘Sang Pencipta itu Maha Pemaaf’ Lantas apa penumpasan sampai ke akar akarnya layak dilakukan. Anak cucu dan kerabat harus ikut menanggung hukumannya karena ada embel-embel PKI dalam  struktur keluarganya. Dimana naluri sebagai manusia?

Dan lagi, dan lagi…. Buku sejarah hanya lembar demi lembar ingat yang terbatas dan semua orang punya ingatan dan persepsi masing-masing. Seperi tentang makna Hari Kesaktian Pancasila yang diperingatai tiap tanggal 1 Oktober. Tentu hari kesaktian Pancasila bukan hanya sekedar mengingat sejarah terhadap peristiwa keji pembrontakan G 30 S/PKI yang seharusnya diketahui oleh setiap lapisan masyarakat Indonesia  yang dulu selalu ditanam oleh rezim Order Baru dan upacara-upacara bendera di sekolah-sekolah maupun di instansi pemerintah dalam batas-batas yang wajar sebagai pengingat momentum bersejarah yang tak pernah terlupakan.

Memaknai hari Kesaktian Pancasila kita bisa kembali mengingat tiga prinsip Presieden Soekarno yang dikenal dengan Trisakti.

Pertama adalah sakti dalam berbudaya dan berkepribadian

Kepribadian dan budaya Indonesia yang luhur akan melahirkan anak didik yang mempunyai kebanggaan nasional, cinta tanah air, semangat persatuan dalam pembangunan, dan harga diri sebagai bangsa Indonesia.

Kedua, sakti dalam bidang ekonomi yaitu berdiri di atas kaki sendiri (berdikari).

Belajar ekonomi Pancasila yang didasarkan pada kemandirian, kekeluargaan, dan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional sehingga diharapkan Bangsa Indonesia bisa keluar dari ketergantungan kepada negara lain dalam bidang ekonomi

Ketiga, sakti dalam berdaulat dan menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kedaulatan wilayah Indonesia adalah sumber kekayaan alam sekaligus simbol harga diri sebagai bangsa yang besar harus tetap kita jaga.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun