[caption caption="Karya Andi Suandi."][/caption]
Pemandangan jiwa (SoulScape), Tentu sangat bertolak belakang dengan pemandangan yang kasat mata secara visual dapat dilihat atau dirasakan dengan panca indera kita. SoulScape lebih bermuara pada hati nurani, perasaan yang paling mendalam, atau gagasan pemikiran tentang kemurnian penciptaan dengan kandungan keindahan pribadi yang universal.
Pameran Soulscape In Progress #2 yang diadakan di Galeri Nasional, 7-24 Agustus 2015 sebagai bentuk proses pengakraban, pencerahan, dan penyerahan diri total dari para seniman yang terpilih dan saling berinteraksi melakukan transmisi budaya serta penggalian kreativitas pribadi masing-masing. Upaya mempertemukan, berbagi rasa pengalaman kreatif antara para seniman abstrak dengan masyarakat luas.
Peserta terpilih dari 5 kota: Jakarta [10 pelukis] : Ade Artie, Agus Budiyanto, Amlan Maladi, Andi Suandi, Ar. Soedarto, Bibiana Lee, Elisha, Gogor Purwoko, Krishna Eta, Nobon. Yogyakarta [6 pelukis] : Aming Prayitno, AT. Sitompul, Dedy Sufriadi, Netok S. Rusnoto S., Nunung WS, Sulebar M. Soekarman. Bandung [2 pelukis] : Freddy Sofian, Eddy Hermanto. Surabaya [1 pelukis] : Makhfoed. Jepara [1 pelukis] : Utoyo Hadi.
Dibuka secara resmi oleh artis dan pecinta seni, Dede Yusuf ini menawarkan Seni non-objektif atau no-representasional tidak perlu untuk dipahami atau dihakimi. Tetapi cukup dirasakan, mengamati keindahan hanya dari pelbagai bentuk dan aneka warna. Sebuah karya seni hakekatnya adalah refleksi dari kehidupan yang terus tumbuh berkembang dan mengalami kemajuan.
“Cermin penyampaian keindahan estetika baru yang cerdas serta kehalusan transendental dalam upaya memaknai kehidupan global saat ini yang begitu kompleks dan tidak menentu. Hanya manusia terpilih lah yang mampu menangkap pesan dan menyibak makna di balik semua fenomena yang ada,” puji Dede pada acra pembukaan Soulscape In Progress #2, (6/8).
[caption caption="Karya Andi Suandi dengan judul 'Peziarah' peradaban manusia menghasilakan segala bentuk kehidupan, karena dibangun atas kesadaran hakiki akan suatu keharmonisan dan kedamaian."]
17 Juni 2005 pelukis abstrak memproklamasikan Manifesto Abstrak di Taman Ismail Marzuki, Dan setelah itu tiap tahunnya rutin diadakan pameran lukisan abstrak berbagai kota dan telah 16 kali diselenggarakan tidak hanya bersifat lokal tetapi sudah go internasional. Sebelumnya, sejumlah pameran bertema tatapan hati nurani tersebut sudah digelar di berbagai negara seperti Australia, Amerika Serikat, Hongaria, Singapura, Belanda.
Galeri Nasional Indonesia mengadakan pameran Soulscape #2 sebagai bentuk upaya mengembangkan mengembangkan serta menunjukkan eksistensi seni lukis abstrak. “Semoga pameran ini mampu memberikan motivasi dan inspirasi bagi para pemerhati dan pencipta seni untuk meninjau lebih dalam bagaimana fenomena dan eksistensi seni lukis abstrak dalam perjalanan seni rupa modern Indonesia,” harap Tubagus Andre. Kepala Galeri Nasional Indonesia.
Seluruh karya diilhami dari interpretasi manusia kepada hal sekitar seringkali sepele namun jika diresapi mampu menggetarkan jiwa. Dan itulah sejatinya lukisan abstrak. Secara tidak langsung mengajak penikmatnya untuk hanyut dalam keindahan pribadi yang lebih luas. seperti pengakuan Freddy Sofian dan Ade Artie yang karya lukisannya ikut terpilih dalam pameran Soulscape In Progress #2.
[caption caption="Karya Freddy Sofian "The Object the Silverscape"."]
"Ada periode lama saya bereksperimen dengan seng. Namun, pada pameran ini saya bereksperimen dengan kertas dan kanvas. Saya gunakan seng untuk mengeksplorasi tekstur. Sekarang, saya coba dengan media kertas," paparnya, Freddy Sofian yang merupakan pelukis kawakan salah satu pelukis yang belajar langsung dari mendiang Barli Sasmitawinata.
Gaya eksperimental karya abstrak Freddy memang sulit dipahami, butuh pendekatan multidisiplin ilmu. Berbeda dengan karya Ade, pelukis asal Jakarta ini menghadirkan Untitled #2 (100 x 100 cm, 2015). Karya akrilik di atas kanvas itu memberikan perenungan atas kehidupan. Ia memanfaatkan ruangan imajinasi bidang sebagai cara ia berkomunikasi dengan penikmat seni. "Ada imajinasi bidang dan gerak. Ini saya lakukan karena bidang bisa menjadi simbol," tutur Ade yang percaya bahwa abstrak merupakan karya tertinggi dalam seni lukis.
[caption caption="Karya Ade Artie dengan judul "Untiteled #2."]
[caption caption="Karya Gogon Purwoko "Festival" mmengkomposisi kan garis dan warna cerah meriah, kegirangan yang menyeru seru, simponi baru. "burung-burung tidak pernah mengenal dan membaca not, tapi selalu mencipta simponi baru setiap pagi.""]
[caption caption=""BodyMorphosis" video art (3D) 2011 durasi 5 menit karya Krishna Eta."]
*
[caption caption="Karya Sulebar M. Soekarman "Jalan Terang menuju Satu" foto kiri dan karya Utoyo Hadi "Cyber Forest II" petualangan hidup, pengamatan dan perenungan alam marko dan mikro."]
Foto-foto: Koleksi pribadi (trie yas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H