"Ada periode lama saya bereksperimen dengan seng. Namun, pada pameran ini saya bereksperimen dengan kertas dan kanvas. Saya gunakan seng untuk mengeksplorasi tekstur. Sekarang, saya coba dengan media kertas," paparnya, Freddy Sofian yang merupakan pelukis kawakan salah satu pelukis yang belajar langsung dari mendiang Barli Sasmitawinata.
Gaya eksperimental karya abstrak Freddy memang sulit dipahami, butuh pendekatan multidisiplin ilmu. Berbeda dengan karya Ade, pelukis asal Jakarta ini menghadirkan Untitled #2 (100 x 100 cm, 2015). Karya akrilik di atas kanvas itu memberikan perenungan atas kehidupan. Ia memanfaatkan ruangan imajinasi bidang sebagai cara ia berkomunikasi dengan penikmat seni. "Ada imajinasi bidang dan gerak. Ini saya lakukan karena bidang bisa menjadi simbol," tutur Ade yang percaya bahwa abstrak merupakan karya tertinggi dalam seni lukis.
[caption caption="Karya Ade Artie dengan judul "Untiteled #2."]
[caption caption="Karya Gogon Purwoko "Festival" mmengkomposisi kan garis dan warna cerah meriah, kegirangan yang menyeru seru, simponi baru. "burung-burung tidak pernah mengenal dan membaca not, tapi selalu mencipta simponi baru setiap pagi.""]
[caption caption=""BodyMorphosis" video art (3D) 2011 durasi 5 menit karya Krishna Eta."]
*
[caption caption="Karya Sulebar M. Soekarman "Jalan Terang menuju Satu" foto kiri dan karya Utoyo Hadi "Cyber Forest II" petualangan hidup, pengamatan dan perenungan alam marko dan mikro."]
Â
Foto-foto: Koleksi pribadi (trie yas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H