Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

'Pasar Bisa Diciptakan' dan ‘Cipta Bisa Dipasarkan’ Pembuktian Band Indie Efek Rumah Kaca

11 Agustus 2015   02:20 Diperbarui: 11 Agustus 2015   02:20 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika dari kalian pecinta grup band indie tentu akan mengenal Efek Rumah Kaca. Band asal Jakarta tersebut digawangi oleh Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal(vokal latar, bass), Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar). Mereka dikenal pecinta musik di Indonesia dengan lagu-lagu yang banyak menyentuh dan memotret keadaan sosial masyarakat di sekitar pada semua tingkatan.

Seperti di album pertama “Efek Rumah Kaca” pada tahun 2007 dan disusul album Kamar Gelap pada tahun 2008. Setelah absen merilis album selama lebih kurang tujuh tahun, karena kesibukan masing-masing personel seperti sang vokalis Cholil harus 'hijrah' sementara ke Amerika Serikat untuk menyelesaikan pendidikan. Rencananya tahun depan 2016 Efek Rumah Kaca bakal merilis album” Sinestesia”.

“Biru” lagu yang dirilis kemarin (10/8) menjadi gambaran sempurna yang diberikan oleh Efek Rumah Kaca sebagai perwakilan konsep baru dari materi-materi yang bakal dirilis nanti. Sebelumnya sudah dirilis dua lagu berjudul 'Pasar Bisa Diciptakan' kemudian disusul dengan lagu ‘Cipta Bisa Dipasarkan’.

“Biru” berdurasi hampir 10 menit ini, ternyata memuat dua fragmen lagu yang tergabung di dalamnya. Di paruh pertama “Biru”, Efek Rumah Kaca memuat versi pendek 'radio edit' dan 'Pasar Bisa Diciptakan'. Kedua lagu tersebut saling menyambung layaknya plot dalam lagu. Mewakili dua angle dalam proses penciptaan karya dalam kesenian, yakni secara internal dan eksternal. Tetap mengangkat tema 'kebebasan' dalam berkarya tanpa mengenal pasar. Setelah diperdengarkan serentak di radio-radio, single tersebut sudah dapat diunduh gratis di laman rollingstone.co.id. Dan terbukti setelah 24 jam rilis, single Pasar Bisa Diciptakan telah diunduh sebanyak 38.000 kali. Rencananya tahun ini juga album.

Dengan membagikan lagu secara gratis, Dari segi bisnis, tidak mendatangkan uang secara langsung dari penjualan fisik (cd) tetapi karena dari pertama berdiri ERK memilih jalur indie, hal itu lebih menguntungkan mereka sebab mereka tidak terikat perusahaan. "Kalau banyak orang yang dengar lagu ERK, kami malah senang, karena bukan uang, melainkan publisitas, networking, hubungan yang baik dengan media. Itu akan membuka peluang ERK agar lebih banyak yang manggil untuk manggung," tutur Cholil, jebolan New York University.

Ya, seperti judul lagunya, 'Pasar Bisa Diciptakan' dan ‘Cipta Bisa Dipasarkan’ membuktikan konsistensi ERK di jalur musik indie yang telah membebaskan mereka dalam berkarya. ERK dari dulu sudah mampu menciptakan pasarnya sendiri, terlebih sekarang perusahaan rekaman banyak yang gulung tikar tergerus era digital. ERK tetap tak terpengaruh karena dari 2001 band ini berdiri lebih banyak meraup untung dari manggung daripada penjualan album.

*


[/caption]

 
[/caption]

Foto-foto: Koleksi pribadi (Trie yas)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun