Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Filosofi Kopi akan Datang Lagi dengan Format Graphic Novel menjadi Film

8 Agustus 2015   04:35 Diperbarui: 8 Agustus 2015   04:42 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Rio Dewanto, Handoko Hendroyono, dan Chicco Jerikho memberi bocoran tentang sekuel film Filosofi Kopi dengan judl "Ben&Jodhi" di acara Popcon Asia 2015 di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Jum'at (7/8) sore."][/caption]

Dewi Lestari sekarang sudah tak identik dengan RSD (Rida,Sita,Dewi) melainkan lebih dikenal dengan “Dee” yang merupakan nama pena sebab sekarang ia lebih terkenal dengan karya-karya sastranya (Novel dan kumpulan cerita). Lebih dari satu dekade sejak novel pertama , Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (2011) kemudia menyusul karya-karya berikutnya yang diterima baik oleh para pembaca bahkan semua buku-bukunya menjadi best seller. Kemudian karya-karya Dee mulai diangkat ke Film layar lebar.

Diawali oleh novel perahu kertas yang memang sangaja disiapkan untuk difilmkan dimana Dee terlibat dalam penulisan skenario, jadi cameo, review hasil editing, dan ikut menyusun dan menyumbang lagu. Film yang disutradari Hanung Bramantyo pada 2012 ini sampai harus dibagi menjadi 2 part agar tidak jauh berbeda dengan novelnya. Kemudian disusul omnibus Rectoverso (2013), Madre (2013), Supernova (2014), dan Filosofi Kopi yang diliris bulan April lalu. Dimana Dee secara formal terlibat sebagai konsultan cerita dan menulis dua lagu untuk OST-nya. 

Dari semua film-film yang diadaptasi dari karya Dee, Film Filosofi Kopi yang paling unik karena Chico Jericho dan Rio Dewanto yang beperan sebagai Ben & Jody" membuka kedai kopi sama seperti dalam peran yang mereka mainkan. Film ini juga menambahkan satu tokoh perempuan bernama El yang diperankan oleh aktris Julie Estelle  yang didalam cerita buku tidak ada. Selain itu , film filosofi bulan Juni kemarin mendapatkan penghargaan Best Ensemble Performance  di World Premieres Film Festival (WPFF) 2015 Filipina berkat penampilan para aktor dan aktrisnya.

Pada tahun 2016 nanti film "Filosofi Kopi", akan ada lanjutannya yang menurut rencana akan diberi judul "Ben & Jody". Chico Jericho dan Rio Dewanto tetap didaulat sebagai pemeran utama dan yang duduk di bangku sutradara masih dipercayakan pada Angga Dwimas Sasongko.

Jika pada film sebelumnya diproduseri oleh Handoko Hendroyono, Anggia Kharisma, dan Chicco Jerikho dalam sekuel nya "Ben & Jody" ini akan menggandeng Rio Dewanto sebagai produser. Ini tentu menjadi hal baru, baik bagi Rio sendiri maupun untuk filmnya. Namun, hal baru itulah yang memang ingin Rio capai. “Alasan saya ingin menjadi produser di film sekuel Filosofi Kopi The Movie (2015), Ben & Jody ini karena saya selalu merasa nyaman bekerja sama dengan Visinema Pictures,dan saya melihat Filosofi Kopi adalah suatu movement baru di perfilman Indonesia. Filosofi Kopi bukan hanya film, tapi juga content, brand, dan juga culture baru," ujar Rio kala talkshow film Ben & Jody dalam Popcon Asia 2015 di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Jum'at (7/8) sore.  

[caption caption="Ketika membuat cerita Filosofi Kopi Dee membayangkan matias mucus sebagai Ben, tetapi karena waktu terus berlalu dan kita ttak bisa mengelak oleh perkembangan jaman dipilihlah Chico Jericho yang memerankan Ben."]

[/caption]

Filosofi Kopi The Movie dibuatkan sekuelnya karena ada peluang untuk berkreasi seperti yang harapan Rio Dewanto yang menyatakan gerakan dari Filosofi Kopi tidak hanya sebatas film, namun  juga hal lainnya seperti yang belakangan ini mereka lakukan, membuat kedai kopi. Sedang  Chicco berpendapat bahwa Filosofi Kopi itu bukanlah film melainkan sebuah movement.

Dee juga akan dilibatkan dalam proyek film ini, ia akan menjadi supervisi karena rencananya, tim Filosofi Kopi akan membuka kesempatan bagi publik untuk mengirim cerita mereka melalui aplikasi Filosofi Kopi di perangkat berbasis iOS dan Android. Ide-ide cerita yang terkumpul nantinya akan dipilih oleh tim kreatif Filosofi Kopi The Movie (2015) dengan supervisi langsung dari Dee dan akan dikembangkan menjadi satu cerita yang utuh. Selain itu, cerita utuh itu akan dituangkan dan terbitkan pula menjadi sebuah Graphic Novel Ben & Jody dibuat  oleh Hari Prast yang merupakan lulusan program studi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia, pernah menggambar Jokowi-JK saat kampanye Pilpres dengan pola komik Tintin.

"Setelah dibuat grafik novelnya baru kita akan memproduksi filmnya," tandas Rio. Graphic Novel menjadi film adalah medium yang jarang dilakukan di Indonesia dan Filosofi Kopi The Movie (2015), Ben & Jody ingin memberikan warna baru dengan melibatkan masyarakat untuk ikut langsung menentukan alur ceritanya.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun