Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

White Shoes & The Couples Company (WSATCC) Tak Sebatas Konser di Cikini, TIM

6 Agustus 2015   04:54 Diperbarui: 11 Mei 2016   18:02 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="White Shoes & The Couples Company "Konser di Cikini" memperingati 13 tahun berkarya."][/caption]

White Shoes & The Couples Company (WSATCC) kelompok musik yang terbentuk pada tahun 2002 dengan mengusung musik pop Indonesia yang banyak dipengaruhi oleh lagu-lagu latar film layar lebar yang populer pada era 1940-an hingga akhir 1970-an, semacam classic jazz, disco hingga easy listening ballads dan terinspirasi dari karya komposer-komposer ternama Indonesia diantaranya Ismail Marzuki, Guruh Sukarno Putra, Fariz RM, dan Jack Lesmana.

Band necis yang pernah tampil di acara CNN Indonesia Music At Newsroom ini pada Rabu (5/8) mengadakan konser di Graha Bhakti Budaya, komplek Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta dengan tajuk “Konser di Cikini” berkerja sama dengan RURU Corps yang merupakan biro komunikasi visual yang didirikan sejak tahun 2011. 

Kenapa diberi judul “Konser Cikini” sebab Cikini merupakan tempat istimewa bagi WSATCC, karena band yang beranggotakan Ricky Virgana (bass, cello, vokal latar), Saleh bin Husein (gitar elektrik, vokal latar), Aprilia Apsari (vocal), Yusmario Farabi (gitar akustik, vocal latar), John Navid (drums, perkusi) dan Aprimela Prawidyanti (piano, keyboard, viola, vocal latar) ini terbentuk saat mereka berkuliah di Institut Kesenian Jakarta yang berlokasi di Cikini dan tak terasa 13 tahun mereka bermusik dan memegang komitmen untuk berkarya bersama.

Sejak dirilisnya album pertama WSATCC oleh lebel legendaris Aksara Records pada tahun 2005 yang menuai sukses, baik dalam hal penjualan album maupun dalam bentuk apresiasi positif terhadap konsep musik yang ditawarkan, banyak tawaran untuk terus berkarya bahkan album mereka mendapat pujian dari media lokal dan internasional, hinggal dirilis di berbagai negara, dari Amerika Serikat hingga Taiwan, manggung di Bangkok, Pulau Bintan, di Austin ikut festival musik. Semua berkat album pertama yang sebagian besar karyanya diciptakan ketika masih berdomisili di Cikini.

[caption caption="Karya Postcard yang terinspirasi dari lagu-lagu White Shoes & The Couples Company."]

[/caption]

Selain menghelat pagelaran musik, Konser di Cikini juga akan menampilkan pameran seni rupa, penerbitan buku, pembuatan video dokumenter, produksi rekaman musik, hingga ke pembuatan merchandise. Acara-acara tersebut dibuat dengan konsep yang lekat dengan permainan musik WSATCC selama ini. Sebab mereka berenam tidak hanya bermusik tetapi berkesenian.

Sebelum tergabung dalam WSATCC para personel sudah memiliki pekerjaan tetap yang dilakukan rutin hingga sekarang. Sari, Rio, dan Ale adalah alumnus dari Seni Rupa IKJ, karenanya mereka bekerja di bidang seni visual seperti berpameran, menjadi desainer grafis dan pelukis. Sedangkan Mela, Ricky, dan John adalah mahasiswa Jurusan Musik IKJ dan sehari-hari bekerja sebagai guru musik, dan sesekali bermain di orkestra atau mengerjakan komposisi musik film. Semua berkat peran manager yang dengan sabar dan setia merencanakan segala hal untuk WSATCC, dari jadwal konser, manggung serta interview dengan media-media mampu mengatur jadwal latihan seminggu sekali dan jadwal manggung akan update sebulan sekali sehingga jika ada masalah-masalah dapat diatasi segera mungkin.

Dalam pameran seni rupa, WSATCC mengadakan Postcard Exhibition, yaitu pameran karya-karya kartu pos dari para penggemar yang dikumpulkan pada periode 25 Juni hingga 25 Juli 2015 dengan mengambil inspirasi dari lagu-lagu karya WSATCC. Kartu pos yang ditampilkan di pameran ini berjumlah 551 buah dari 223 peserta yang berasal dari 48 kota di Indonesia. Pameran ini sudah digelar sejak kemarin (4/8).

 Selain itu ada stand yang menjual merchandise seperti kaos dan poster WSATCC. Kaos bertema WSATCC itu berukuran XS sampai XXL dan dibanderol Rp150 ribu. Adapun poster dijual Rp30 ribu per lembar dan Rp50 ribu untuk dua lembar ini padat dikerumunin para penggemar WSATCC.

Acara sendiri dimulai dari pukul 13.00 WIB dengan penukaran kode reservasi dengan tiket asli sampai dengan pukul 18.00 WIB. Pameran Postcard sampai pukul 21.30 sedang pertunjukan DJ DjarumMondo di retas balkon dari pukul 16.30-18.00. Konsernya sendiri dibagi menjadi dua bagian, bagian satu dari pukul 20.00-21.00 sedang bagian dua 21.15-22.15 setelah 15 menit istirahat.

Banyak penggemar yang mengeluh karena tak kebagian tiket karena menurut panitia, tiket yang sengaja disisakan untuk dijual 'on the spot' ludes dalam waktu satu jam. "Sisa tiket yang sengaja kita jual di on the sport sekitar 100 tiket terjual ludes dalam sejam. Tadi kita buka booth jam 13.00 WIB, jam 14.00 WIB sudah habis."

Tapi ternyata di sekitar tempat masuk banyak calo berkeliaran menawarkan tiket yang harganya dua kali lipat. "Mau nonton konsernya (White Shoes & The Couples Company) tapi kehabisan tiket, eh ada calo tawarin ternyata gila harganya dua kali lipat," kata salah satu pengunjung yang mengaku fan WSATCC yang bela-belain pulang kerja langsung meluncur ke TIM.

Para penggemar yang tak mendapat tiket pantas merasa kecewa karena penampilan WSATCC sangat keren dengan membawakan lagu-lagu hist mereka seperti “Kisah dari Selatan Jakarta", "Senandung Maaf" yang merupakan OST film Janji Joni dan Ost film Berbagi Suami yang merupakan karya Ismail Marzuki berjudul Sabda Alam, Typewriter ciptaan Leroy Anderson.

Dan ketika WSATCC menutup acara dengan lagu terakhir "Windu Defrina" sontak para penggemar berteiak…Lagi…Lagi….Lagi…  tak mau meninggalkan tempat duduk. Tak lama kemudian para personel WSATCC kembali ke panggung dan suasana kembali pecah, semua yang duduk berhamburan ke depan panggung, bergoyang dan bernyanyi bersama dengan dua lagu sebelum pesta benar-benar berakhir.
***

[caption caption="selain penampilan yang energik, Konsep panggung yang diusung WSATCC juga unik."]

[/caption]

[caption caption="ada ruang khusus "on air" radio untuk reques lagu-lagu yang akan dibawakan WSATCC."]

[/caption]

[caption caption="Duet dengan salah satu pencipta lagu di album WSATCC."]

[/caption]

[caption caption="Aprilia Apsari unjuk kebolehan bernyanyi solo dengan diiring orkestra."]

[caption caption="Girilan Yusman, Saleh, dan Ricky yang ujuk kebolehan dengan memainkan alat musik yang mereka kuasai."]
[caption caption="Penonton sangat antusias ke depan panggung ikut bernyanyi."]
[/caption]

 [caption caption="tidak hanya sebatas menonton konser para penggemar juga menyerbu kaos-koas bertemakan White Shoes & The Couples Company dan CD-nya."]
[/caption]

 

Foto-foto: Koleksi pribadi (trie yas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun