Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bukan Efek Presiden Jokowi, Tetapi Anggy Umbara di Balik Kesuksesan Film Comic 8: Casino Kings Part 1

31 Juli 2015   03:39 Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:16 2324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Anggy Umbara, sosok dibalik kesuksesan film Comic 8: Casino Kings Part 1 menembus angka 1 juta dan berhasil menduduki puncak film Indonesia terlaris 2015"][/caption]

Baru sepekan beredar di bioskop film 'Comic 8: Casino Kings Part 1 sukses menembus angka 1 juta dan berhasil menduduki puncak film Indonesia terlaris 2015, sudah bukan rahasia umum jika akhir-akhir ini perfilman kita sedang lesu. Selain segi cerita yang menghibur dan mengundang tawa. Film produksi Falcon Pictures ini juga melibatkan 50 bintang, 25 stand up comedian, seperti Mongol Stres, Arie Keriting, Ernest Perkasa, Ge Pamungkas dan sisanya aktor-aktor yang tak asing.

Efek Presiden Jokowi yang menonton yang nobar  film 'Comic 8: Casino Kings ditengah-tengah menikmati masa liburan lebaran 2015 di kota Solo. Bukan pengaruh besar dalam mendongkrak penjualan, Faktor jumlah pemain dan segi cerita yang menghibur juga tak bisa diabaikan dalam strategi marketing sebab bintang-bintang stand up comedian mempunyai magnet tersendiri untuk menggiring penonton ke bioskop.

Dari semua bintang gemerlap, ada satu sosok penting dalam kesuksesan film 'Comic 8: Casino Kings Part 1, yakni Anggy Umbara, Sang Sutradara yang mampu mengarahkan dengan apik bintang bintang besar sesuai dengan porsi peran yang mereka mainkan.

Beberapa waktu lalu Anggy  menanggapi Surat terbuka yang ditulis oleh Glennmars, memberikan kritikkan dari sudut pandang penonton. Link: http://linimasa.com/2015/07/19/surat-terbuka-untuk-pembuat-film-indonesia/) lewat akun pribadinya. Yang berisi "Salahkah kami jika kami hanya memilih film yang ingin kami tonton? Sejujurnya kami tak peduli apakah itu film Indonesia atau film dari luar. Selama kami bisa menikmati dan merasa terhibur, kami pun bisa keluar dari bioskop dengan bahagia. Kami masih di tahap hanya bisa memilih satu film setiap pekan. Itu pun tak selalu bisa. Kadang kami tetap harus bekerja di akhir pekan”

Anggy berpendapat dan yakin semua pembuat film pasti sudah mempunyai target penontonnya masing masing. Film selain sebagai dagangan, kebanggaan, hiburan dan perenungan, karya Seni yang hidup. film akan mencari penontonnya sendiri. Tidak hanya sebatas teori dan matematika. Tetap hidup, bahkan setelah para pembuatnya tidak. Selanjutnya ia berpendapat tak perlu ada perbandingan bahwa film ini atau itu Lebih bagus atau Lebih benar dari yang lainnya. Jika ada kritik, make sure untuk ke arah yang lebih baik dengan cara yang baik pula. Demi kemajuan film Indonesia.

Nama Anggy Umbara dalam dunia penyutradaraan film belum semekilap Hanung Bramantyo, Riri Rizal, atau Rudy Sujarwo yang sudah memenangkan beberapa penghargaan dan piala citra. Tetapi namanya sekarang perlahan mulai menanjak naik. Dua film sebelumnya terbilang cukup sukses di pasaran. Junior The Movie (2013) meraih lebih dari 700 ribu penonton dan Comic 8 (2014) tembus angka 1 juta lebih dan menjadi film terlaris tahun 2014.

Lahir dari keluarga film, sang ayah, Danu Umbara adalah sutradara film era 1980-an (5 cewek jagoan) tak membuatnya tertarik bekerja di dunia film, meski tak bisa ia pungkirin faktor lingkungan mempengaruhi pikiran dan hobinya menonton film dan  sejak SD ikut teater anak-anak, main sandiwara di TVRI.

Tetapi menjadi anak band menjadi pilihan pertamanya. Ia mengaku menemukan kesukaan baru yang lebih menarik dan di bangku SMA mulai ngeband dan akhirnya Anggy pun bergabung sebagai DJ dalam band metal dengan misi dakwah, Purgatory. Dari situlah karir sebagai sutradara dimulai. Ia diminta untuk membuat video musik bandnya sendiri. Ia menyadari jika filmmaker tak bisa hilang begitu saja. Di awal 2004, Anggy meneruskan keseriusannya menjadi sutradara dalam industri periklanan dan video musik. Ratusan iklan dan puluhan video musik dari berbagai artis papan atas Indonesia seperti Dewa 19, Agnes Monica, D'masiv, Bunga Citra Lestari, Indah Dewi Pertiwi, Letto, Afgan, Nidji, Samsons, Sherina, Peterpan, Geisha, Ridho Rhoma, Iwan Fals, ST 12 sampai video Indah Dewi Pertiwi.

Anggy mengaku tak mempunyai bekal pendidikan dalam produksi film. Ia hanya bermodal kecintaan dan hobby membuat cerita. Segala suatu tentang teknisi dipelajari sambil jalan. Sejak di bangku SMA ia sudah menulis skenario film.

"Praktik aja langsung, by instinct, pakai naluri. Tak mau terpaku dengan teori. Harus begini dan begitu itu bagaimana.” ungkap Anggy ketika ditemui dalam diskusi film pendek beberapa waktu lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun