Indonesia sendiri sudah banyak didirikan sekolah sekolah Luar biasa untuk para tunanetra agar mereka tidak ketinggalan jauh tentang informasi. Dengan menggunakan indra-indra non-visual yang masih berfungsi seperti indra pendengar, peraba/taktual, indra pembau dan lain lain. Bisa membaca dan menulis Braille merupakan salah satu sarana bagi para penyandang tunanetra untuk memperoleh informasi dan komunikasi dengan orang lain dengan menggunakan indra taktual.
Lantas Bagaiamana seorang Tunanetra bisa merasakan dan menikmati sesansi audiovisual yang ditampilkan dalam sebuah film? Sebab film tidak hanya terdiri dari dialog (audio) saja tetapi agedan tanpa dialog yang dapat kita pahami dengan melihatnya.
Di zaman sekarang perkembangan teknologi berkembang sangat pesat dan melahirkan temuan temuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Jadi tak heran jika sekarang para penyandang tunanetra dapat menikmati hiburan audiovisual layaknya orang yang dapat melihat.
Yaitu, YouTubeForTheBlind.com, website yang diluncurkan salah satu pionir digital agency di Indonesia “Think.Web. dirancang agar sesuai dengan kebutuhan tunanetra dalam memahami audiovisual seperti di Youtube. Bedanya pada video untuk para tunanetra akan disertai teks pada tiap adegan tanpa dialog sehingga software text-to-speech atau screen reader akan membacakan text description
Selain dengan YouTubeForTheBlind.com. Ada Bioskop berbisik, konsep Bioskop Bisik adalah dengan membisikkan deskripsi adegan dan alur cerita kepada penonton Tunanetra, sehingga mereka mengerti dan dapat juga merasakan emosi yang ada di dalam film tersebut.
[caption caption="Bioskop bisik menjadi salah satu alternatif menikmati film bagi para tunanetra."]
Masih dalam peringatan Hari Kartini. Galeri Indonesia Kaya 25 April 2015 mengadakan kembali Bioskop Bisik, Nobar film berjudul Tanah Mama, Karya film perempuan Indonesia. Asrida Elisabeth yang bertindak sebagai sutradara dan di produseri oleh Nia Dinata dibawah Kalyana Shira Films. Serta semua juru kamera pun perempuan.
Film Tanah Mama bercerita tentang tanah papua yang merupakan tempat yang begitu berjarak dengan daerah lain di Indonesia. Papua terkenal dengan daerahnya yang subur dan sumber mineral yang berlimpah, Ironisnya masih banyak masyarakat yang hidup dalam kemiskinan dan minimnya pelayanan kesehatan pendidikan yang merupakan kebutuhan utama setiap masyarakat agar mampu memajukan dirinya, keluarganya, daerahnya bahkan Bangsanya. Di tengah situasi itu, perempuan perempuan papua memiliki perjuangan sendiri melawan kekerasan dan diskriminasi. Dan film dokumenter ini bertujuan membuka mata kita akan Papuan dan lebih mengenal masyarakatnya.
[caption caption="Fil Tanah Mama bercerita tentang perjuangan seorang Mama di daerah Papua dalam membesarkan anak-anaknya."]
Fokus film ini pada kisah Mama Halosina yang menjadi istri pertama dan memiliki 4 seorang anak yang semuanya tak bersekolah sedang anak anak istri kedua semua sekolah. Perlakuan tak adil lain yang diterimanya dalam hal lahan. Suaminya tak mau membukakan lahan untuknya, jadi ketika anaknya kelaparan dia mencabut ubi adik iparnya (Adik dari suaminya) tetapi siapa sangka, Niat dia memberi makan anak anak agar tak mati kelaparan berujung petaka. Dia malah dituduh mencuri dan diaduhkan kepada ketua adat dan dijatuhi denda 500 ribu, suaminya pun tak mau datang membela.
Sekitar 55 orang tunanetra menonton film ini, dan mereka didamping, jadi jangan harap anda membayangkan menonton seperti di bioskop pada umumnya yang sebelum acara film di mulai ada peringatan “Dilarang berisik, harap matikan HP.” Itu tak berlaku. Karena sitiap dialog ataupun adegan tanpa dialog akan dinarasikan. Dan pendamping akan berusaha menyampaikan film itu bagaimana. Dan terbukti para penyandang Tunanetra tanpak antusias dan tak segan dalam bertanya, bahkan ketika ada agedan lucu mereka ikut tertawa dan mampu terbawa suasana atau emosi yang ditampilkan dalam film tersebut.
Contoh saat adegan, Mama Holosina marah ke suaminya, Hosean ketika datang membujuk Mama Holosina untuk pulang tetapi Mama Holosina tidak mau karena suaminya itu tidak bertanggungjawab mengenai masalah denda ketua adat tetapi justru malu dengan perbuatan istrinya mencuri ubi padahal ubi itu untuk anak anaknya yang kelaparan, dan ubi ubi tersebut diambil dari lahan adik kandungn Hosean. Banyak Tunanetra yang ikut emosi dan memaki Hosean, begitu juga saat Hosean memeperkenalkan istri keduanya, ada salah satu Tunanetra yang bertanya .”Cantikan mana dengan Mama Holosina ?” pendampingnya menjawab. “Sama sama berkulit gelap.”
Dengan diadakannya Bioskop Bisik, para tunanetra dapat menikmati film seperti orang normal lainnya. Dan sejujurnya mereka punya hal untuk menikmati itu semua. Tugas kitalah membantu mereka agar bisa menikmati apa yang kita bisa kita menikmati, Tuhan menciptakan MakhlukNya tak ada yang tak berguna. Dan pasti punya Tujuan.
Semoga dengan diadakan acara nobar Bioskop Bisik, tidak hanya di galeri Indonesia Kaya, tetapi bioskop bioskop juga mau bergerak dan mau membuatkan Bioskop Bisik agar Para Tunanetra dapat menikmati film seperti halnya kita yang memiliki penglihatan normal.
***
[caption caption="Para relawan dengan sabar membimbing tunanetra dari dalam bioskop sampai keluar bioskop. "]
*semua foto-foto : Karya pribadi ( trie yas) www.kompasiana.com//lannang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H