Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Keliling Jogja dengan Trans Jogja

2 Juni 2014   05:28 Diperbarui: 14 Agustus 2015   18:11 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_339593" align="aligncenter" width="614" caption="Candi Sewu"][/caption]


Pulang ke kotamu

Ada setangkup haru dalam rindu

Masih seperti dulu

Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna

Terhanyut aku akan nostalgi

Saat kita sering luangkan waktu

Nikmati bersama

Suasana Jogja....

lagu Kla projet itu mengantarkan saya pagi ini, 1 juni 2004 dengan menyapa kota jogjakarta, yang awalnya saya kira akan tragis sebab pada awalnya saya berlibur ke jogja ditemani saudara yang kuliah di Universita Atma Jaya, tetapi ketika saya sampai ternyata dia sakit dan terpaksa pulang ke Solo, dia bilang ketika saya di kereta menuju jogja, jadi perjalanan ke jogja tidak mungkin saya batalkan, untuk itu saya harus ke kostnya sendiri dan menghabiskan sehari tiba di jogja sendiri karena saya tak punya kenalan yang sedang berada di Jogja.

Pagi pagi saya tak mau melewatkan hari pertama dalam liburan seminggu sebatas duduk di kamar, menunggu Saudara yang baru besoknya datang akhirnya saya memberanikan diri ke luar dan mendatangi tempat wisata tentunya melalui petunjuk dari saudara saya melalu BBM. Saya naik Trans Jogja yang berada tak jauh dari tempat kost di sekitar Kampus Atma Jaya. Dan perjalanan saya hari ini terbantu dengan adanya transjogja yang sama seperti transjakarta tetapi bentuk dan kapasitasnya seperti kopaja AC, haltenyapun tak seluas halte di Jakarta dan penumpangnya juga tak seperti ikan peyek heheheheee....

yang sangat membedakan tentu saja tingkat kemacetan, perjalanan dengan TransJogja lancar dan cepat. Sistem pembayaran yang berbeda-beda: sekali jalan, tiket berlangganan pelajar, dan tiket berlangganan umum. Ada tiga macam tiket yang dapat dibeli oleh penumpang, yaitu tiket sekali jalan (single trip), dan tiket umum berlangganan. Tiket ini berbeda dengan karcis bus biasa karena merupakan kartu pintar (smart card). Karcis akan diperiksa secara otomatis melalui suatu mesin yang akan membuka pintu secara otomatis. Penumpang dapat berganti bus tanpa harus membayar biaya tambahan, asalkan masih dalam satu tujuan.

Hari ini dengan Trans Jogja saya berhasil melunsuri Monumen Yogja Kembali, Ratu Boko, dan Prambanan

14016353761998941648
14016353761998941648
 

14016354061750490123
14016354061750490123

[caption id="attachment_339577" align="aligncenter" width="614" caption="dalam musoum Monumen Yojga Lantai I"]

1401635457513318174
1401635457513318174
[/caption]

[caption id="attachment_339578" align="aligncenter" width="614" caption="MOnimen Yogja Kemali"]

14016355421625174135
14016355421625174135
[/caption]

[caption id="attachment_339579" align="aligncenter" width="614" caption="Relief"][/caption]

Monumen Yogja Kembali

Bangunan yang dirikan pada tanggal 29 Juni !985, dengan upacara Tradisioanal penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduko Alam VIII. Dipilihnya nama "Yogja Kembali " sebagai tertanda peristiwa sejarah ditarik mundurnya tentara Belanda dari Ibukota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 dan kembalinya Presiden Soekarno, Wakil Presiden, Pimpinan negara yang lain pada tanggal 6 Juli 1949 kdi Yogyakarta. hal ini dapat dipandang sebagai titik awal Bangasa Indonesia secara nyata bebas dari cengkraman penjajah khususnya Belanda dan merupakan tonggak sejarah yang menentukan bagi kelangsungan hidup Negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Dari halaman dalam kita bisa amati bangunan Monumen Yogja Kembali dengan bentuk kerucut dengan ketinggian 31,80 meter merupakan sebuah gambaran" Gunung Kecil" ditempelkan di sebuah lereng Gunung Merapi. Gunung merapi sendiri sangat berarti bagi kota YOgjakarta baik secara faktual maupun simbolik. Muntahan lavanay memberi kesuburan , sementara konturnya di langit selalu menghiasai Cakrawala Yogyakarta dimanapun seseorang berada, dari gunung merapi pula Sungai Winongo dan Code yang mengalir melalui Kota Yogjakarta. Bangunan dikelilingi dengan kolam yang berfungsi sebagai pengamanan dan dalam tradisi Jawa dapat diartikan sebagai penolak bala. Namun sebelum ke lantai II pengunjung terlebih dahulu menuju lantai I dengan mengelilingi kolam sebelah barat, pintu masuk lantai ! berada sebelah barat.

Museum Monumen Yogja Kembali merupakan museum khusus dalam kategori Museum sejarah perjuangan bangsa Indonesia kurung waktu Perang Kemerdekaan Tahun !945-1949. Berada di lantai I dan ada 4 ruangan masing masing berukuran 146 m2 berisi benda benada visual, audiovisual, korporil, replika dan bagan bagan struktur Organisasi yang tata pamerannya disusun kronologis tematis, kronologis tipelogis sesuai dengan alur sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Di lantai II terdapat bentuk Relief dan dioram dalam usaha melestarikan nilai nilai yang terkandung di dalam sejarah. eposode sejarah ini disusun menurut kronologi dan thematis poliyis menggambarkan perjuanagn Bangsa Indonesia melalui meja Perundingan dan thematis Fisik menggambarkan Perjuangan Bangsa Indonesia melalui angkat senjata/peperangan. Realif dipahat dengan cor berwarna batu alam dengan teknik Relief Candi atau "Bes Relief.

Setelah mencermati Lantai II, sekarang giliran naik ke lantai II dimana merupakan Puncak dari bangunan induk yang disebut dengan Garbha Graha atau ruang hening. Dengan luang ruang 1.121 m2 bentuk kerucut terpancung dengan dua lapik(kulit) dengan kemiirngan 45 derajat. garis tengah ruangan 28,50 meter. bagian puncak yang tingginya 14 meter dari lantai trdapat lubang cahaya denagn garis tengah 1,40 m. Sehingga tampak seperti kerucut. sebagai ruang hening tempat ini digubnakan untuk kontemplasi pengunjung setelah mengikuti penyajian dan visualisasi data sejarah. kota bisa bersyukur dan memohon agar Pahlawan diterima di sisiNya.

[caption id="attachment_339585" align="aligncenter" width="614" caption="Kolam pemandian kono: menurut mitos masyarakat sekitar air ini bisa buat menyembuhkan penyakit"]

14016358001043363014
14016358001043363014
[/caption]

Ratu Boko

Ratu Buko merupakan situs arkeologi berupa keraton Kerajaan Mataram Kuno dari abab ke-8, cikal bakal pendiri Candi Borobudur dan Prambanan. terletah d2 km arah selatan Candi Prambanan. jika naik trans Jogja turun di haltel Prambanan naik becak atau ojek karena alat transportasi menuju lokasi hanya itu dan biasanya ojek atau becak menunngu kita menikmati pemandang dari atas Keraton Ratu Boko yang dari jalan raya hanya naik satu persatu, pastikan kondisi tubuh ada fit dan jangan lupa banyak minum air putih agar tak dehidrasi karena tempatnay luas dan naik turun tangga.

Prambanan

[caption id="attachment_339590" align="aligncenter" width="614" caption="Prambanan"]

14016360642053803237
14016360642053803237
[/caption]

Mataram adalah kerajaan tersebar pada masa Jawa Kuno dimana pada masa itu diperintah oleh Sanjaya, bangsawan Hindu. sedang dinasi Syailendra yang beragama Budha mengusir sanjaya bersama dengan keluarganya dan akhirnya mengasingkan diri di daerah daratan tinggi di luar batas kerajaan Mataram.

Seabab kemudian Rakai Pikatan keturunan Sanjaya menikah dengan seorang clan keluarga Syailendra dan memegang kekuasaan. Dalam masa kekuasaannya pengaruh Hindu seperti lahir kemabali sehingga didirikan bangunan bangunan candi khususnya komplek Candi Prambanan.

Tiga candi pada halaman utama sangat mendominasi komplek tetapi candi yang paling mengesankan berada di tengah tengah komplek dan mengjulang tinggi 47 meter yaitu candi Roro jongrang meski sekarang candi tersebut tidak dibuka karena masih dalam tahap renovasi akhibat letusan gunung kelut sebulan lalu.

Tentu kita tak asing lagi mendengar legenda Bandung Bondawoso. Ya, legenda itu tak bisa dilepaskan dari candi Roro jongrang yang dalam cerita dijadikan patung sebagai penggenap 1000 patung. Karena melanggar janji dan berbuat licik ketika patung pantung dibuat oleh para jin yang membantu Bandung bondowoso belum genap 100 seperti yang di syaratlkan sang putri untuk mau dinikahi, tetapi hari belum pagi Roro jonggrang memintak ibu ibu memukul palu yang membuat ayam berkokok karena dikira hari sudah pagi dan para jin itupun juga mengira adanya kokok ayam karena pagi telah datang.

[caption id="attachment_339594" align="aligncenter" width="410" caption="Candi Roro Jonggrang yang masih dalam taham renov akaibat abu dari letusan gunung kelud"]

1401636304904591959
1401636304904591959
[/caption]

Candi Sewu

800 meter ke arah utara Candi Roro Jonggrang terdapat candi Buddha yang juga dibangun oleh Rakai Pikatan yang dinamakan Candi Sewu yang berisi 240 candi kecil kecil yang dibangun mengelilingi sebuah candi utama. Candi utama tersebut mempunyai bentuk poligon berdiameter 29 meter den menjulang hingga ketinggian 30 meter yang semua stukturnya terbuat dari bati andesit.

Namun ketika seabab kemudian candi candi iru terabaikan karena Kerajaan Mataram beserta rakyatnya pindah ke Jawa Timur dan candi tersebut runtuh semenjak adanya gempa bumi dasyat yang terjadi pada abab ke -16. Resostorasi candi dilakukan pada tahun 1930 samapi sekarang.

Konfigurasi simetrikal bangunan merupakan simbol sebuah bentuk keharmonisan alam raya, sebuah tradisi yang diikuti oleh kraton baik Surakarta dan Yogyakarta. semua bangunan di dalam kompleks candi berpagar batu dan dipintu masuk di jagaoleh Dwarapala, patung batu berukuran besar dan bersenjatakan alat pemukul, bentuk pantung penjaga berperut besar.

***

* Foto-foto: Koleksi pribadi (Trie Yas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun