Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sebelas Ribu Kantong Darah di RRI

4 September 2014   10:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:39 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_357086" align="aligncenter" width="300" caption="Pembukaan sekaligus siaran live "][/caption]

Radio Republik Indonesia sebagai salah satu radio yang menyandang nama negara tetapi bersifat lembaga penyiaran publik yang independen netral dan komersil dan selalu berupaya meningkatkan kegiatan sosial dan perekat sosial. Pada hari Rabu (3/9/2014), dalam rangka memperingati hari jadi yang ke-69, Radio tertua di Indonesia tersebut menyelenggarakan acara dengan tajuk “Indonesia Berdonor” yang dilakukan serentak di RRI seluruh Indonesia.

Acara dibuka secara resmi dan disiarankan secara live ke seluruh stasiun penyiaran yang tersebar hampir seluruh nusantra oleh Dirut RRI Rosarita Niken Widiastuti dengan dihariin oleh Meneg BUMN Dahlan Iskan, dan Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron, serta Wakil Direktur PMI Ulfa.

Tujuan acara Indonesia Berdonor ini agar masyarakat sadar akan pentingnya menyumbangkan darah. Karena sekarang dibutuhkan 4,8 juta kantong darah. Untuk itu RRI dalam usia yang ke-69 ini ingin menjadi jembatan masyarakat yang ingin mendonorkan darahnya. Dan bentuk keperdulian RRI kepada sesama.“Targen kami 11 ribu pendonor.” Ujar Neken Widiastuti.

Dalam kesempatan ini Ali Gufron, Wakmenkes, mengimbau kepada seluruh instansi pemerintah maupun lembaga swasta terus mengggalangkan “Indonesia Berdonor” sebab menurutnya program donor darah di Indoneisa belum maju dan femiliar karena ketidaktauan akan syarat dan pentingnya berdonor. Selain itu masalah kurangnya kantong darah juga menjadi faktor penghambat.

" Masyarakat sudah antusias, namun kantong darahnya yang tersedia tidak cukup. Sebenarnya itu kami sesalkan."

Dahlan Iskan sendiri yang ikutmenilai kurang berhasilnya program donor darah di tanah air bukan karena kurangnya pendonor dan kantong darah yang tersedia. Tetapi juga faktor penyakit, untuk itu menteri BUMN itu menganjurkan setiap anak yang masih balita harus di imunisasi.

"Syarat-syarat berdonor harus dipenuhi, tidak boleh mengidap penyakit tertentu. Maka dari itu harus menjaga kesehatan pribadi masing-masing.” Ujar Dahlan yang juga menyampaikan apresiasinya terhadapat RII yang sudah menjadi mootr Indonesia Berdonor”.

Acara Indonesia Berdonor sendiri ramai di datangi masyarakat dari kalangan pegawai negeri, TNI  sampai masyarakat biasa bahkan diantara mereka ada yang sudah tercatap di PMI mendonorkan darah hambir 150 kali. bayak diantara mereka yang rutin mendonorkan darah dari usia 25 tahun sampai sekarang sudah 50 tahun lebih. jadi tak heran Menteri BUMN Dahlan Iskan menyusulkan PMI untuk membuat kartu atau semacam penghargaan buat yang sering mendonorkan darah.

Jadi Sebelas ribu Kantong Darah yang ditargenkan RRI bukan hal yang mustahil, mengingat antusiasnya masyarakat yang ikut berpartisipasi.*

[caption id="attachment_357087" align="aligncenter" width="300" caption="Antusias masyarakat yang mendaftar donor darah"]

140977568268413700
140977568268413700
[/caption]

[caption id="attachment_357088" align="aligncenter" width="300" caption="Petugas sibuk mengambil darah para pendonor"]

14097757441970145986
14097757441970145986
[/caption]

1409775793372528215
1409775793372528215

[caption id="attachment_357090" align="aligncenter" width="461" caption="Menteri BUMN Dahlan Iskan tampak berbincang bincang ramah dengan salah seorang pendonor"]

14097758432027542573
14097758432027542573
[/caption]

Foto-foto: Milik Pribadi


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun