Lapangan adalah tempat semua hal terjadi, ini adalah area kerja, area terjadinya operasional perusahaan, disanalah ada data dan fakta yang selalu jujur apa adanya. Kalau di organisasi istilah lapangan yang dimaksud bisa berupa keadaan masing-masing anggota organisasi, hubungan antar personal, pola komunikasi yang terjadi antar pimpinan, atau hal lain yang mempengaruhi organisasi.
Turun ke lapangan atau tempat kerja dalam konteks budaya industri di Jepang disebut dengan istilah Gemba. Sedangkan di barat dikenal dengan nama management by walking arround (MBWA), dalam bahasa kita dikenal dengan istilah Turba alias turun ke bawah.
Jika anda ingin mendapatkan fakta riil dari sebuah masalah jangan hanya mendengar dari cerita orang, turunlah ke bawah, ke lapangan dan lihatlah fakta masalahnya dengan mata kepala sendiri. Jika anda ingin melengkapi masalah yang sudah anda temukan tersebut dengan data, maka ambillah data-data yang ada dilapangan sebab data dilapangan hampir 100% jujur tanpa dusta.
Menemukan Akar Masalah dan Solusinya
Mengetahui ada masalah itu sangat penting bagi seorang pemimpin. Tidak boleh seorang pemimpin tidak memiliki kepekaan untuk mendeteksi adanya sebuah masalah, sangat berbahaya jika pemimpin selalu berasumsi bahwa semua baik-baik saja. Masalah yang tidak terdeteksi bisa menjadi bom waktu, yang jika meledak sudah tidak mungkin lagi ditanggulangi karena sangat parah dampak kerusakannya.
Jika mengetahui ada masalah adalah level pertama, maka level kedua yang lebih dalam adalah menemukan akar masalah. Akar masalah ibarat akar pohon. Ketika ada masalah daun rontok pada pohonnya, bisa jadi karena akar-akar yang bertugas mencari makanan sedang sakit bahkan membusuk atau mati. Jika akar sakit tidak segera diobati, maka matilah seluruh; pohon bisa cepat, bisa lambat, tergantung  sikap dan tanggungjawab anda dalam menanganinya.
Akar masalah bisa ditemukan dengan berbagai cara, misal melalui pengamatan pada proses yang terjadi. Atau ada cara sederhana yang lebih mudah yaitu dengan bertanya. Bertanya  kepada pelaku peristiwa. Kalau dalam contoh pak Pengusaha diatas adalah ia bertanya kepada si tukang cat, anda akan bertanya kepada siapa?
Mencontohkan Caranya
Inilah yang terakhir dari semua proses, dan ini juga akhir dari tulisan ini. Pemimpin yang efektif adalah yang mampu menginspirasi anak buahnya, dan salah satu caranya adalah dengan memberikan contoh. Mencontohkan cara dalam menyelesaikan sebuah masalah, cara baru dalam melakukan pekerjaan yang lebih efektif dan efisien, cara berbicara yang lebih elegan, cara berpikir yang sistematis, dan berbagai cara-cara yang lain yang bisa ditemukan dan diolah.
Ketika pemimpin mampu mencontohkan cara baru kepada anak buahnya, yakinlah dampak yang terjadi pada diri anak buah akan membekas luar biasa. Ini juga berdampak pada kepercayaannya kepada anda, sedangkan kita semua tahu bahwa kepercayaan adalah dasar dari sebuah kualitas hubungan. Semakin baik dampak kepercayaan yang mampu anda berikan, semakin kuat pula kualitas hubungan anda dengan anggota-anggota anda.
Tapi kadang terjadi pula bahwa pemimpin tidak memiliki keterampilan  teknis untuk mencontohkan caranya; bagaimana ini? Jangan kuatir. Selama anda tidak malu untuk mengakui bahwa anda juga manusia biasa, anda akan tetap berharga di mata anggota anda. Namun jika anda mencitrakan diri sebagai si serba bisa, superman atau superwoman, sekali anda tidak mampu mencotohkan caranya, anda akan malu dan bisa jadi akan ditinggalkan anak buah anda karena kecewa.
Maka kuncinya adalah, jika itu terlalu teknis, terlalu spesifik, dan diluar kemampuan anda, contohlah yang dilakukan pak Pengusaha dalam kisah ini. Ia mengajak si tukang cat ke ruang kerjanya, membuka laptop, googling, menemukan di youtube, diskusikan bersama, lalu pilih cara terbaik yang sesuai konteks masalah yang sedang dihadapi. Bangun komitmen kebersamaan; dia mengerjakan, anda mendukung yang dibutuhkan.
Jadi anda tidak harus  memberikan contoh yang sangat teknis bukan? Anda bisa membawa anggota organisasi anda, atau anak buah anda untuk mencari solusi teknis yang di perlukan. Ibarat gembala sapi, anda cukup membawa mereka ke padang rumput hijau yang berisi berbagai sumber informasi solutif yang tersedia untuk disepakati mana yang akan dipilih sebagai solusi bersama; mereka mengerjakan, anda mendukung atas apa yang dibutuhkan.