Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Anyone Can Be A Hero: Pengalaman Pertama Donor Darah yang Menyenangkan

28 Maret 2021   17:29 Diperbarui: 14 Juni 2021   07:00 2739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pendonor Wanita. Sumber: dokpri

Kegiatan Donor Darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah di rumah sakit atau di PMI (Palang Merah Indonesia) sebagai stok darah yang kemudian akan digunakan untuk transfusi darah kepada orang yang membutuhkan.

Beberapa kondisi medis tertentu atau kondisi medis yang mendesak pada seseorang mengakibatkan dibutuhkannya tindakan transfusi darah, yaitu menyalurkan darah dari pendonor ke sistem peredaran darah penerima atau resipien. Kondisi medis yang membutuhkan tindakan transfusi darah misalnya: kehilangan darah dalam volume besar karena trauma, tindakan operasi, syok, atau karena tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.

Salah satu manfaat penting dan riil dari donor darah sukarela adalah dapat menolong ibu melahirkan yang mengalami pendarahan. Pelayanan darah yang aman dan berkualitas dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) yang disebabkan karena pendarahan. Menurut Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, di Indonesia angka AKI adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup.

Biasanya orang yang belum pernah mendonorkan darahnya merasa ragu-ragu atau takut, namun bila sudah berhasil mendonorkan darahnya pertama kali, selanjutnya akan terbiasa dan merasakan manfaatnya. Pengalaman menyenangkan saat mendonorkan darahnya untuk pertama kali terungkap dalam beberapa testimoni berikut:

Adalah Iwan, seorang arsitek berusia sekitar 38 tahun, merasa senang sekali bisa lolos donor darah setelah beberapa kali mencoba namun gagal.

Keberhasilan kali ini adalah pengalaman pertama baginya. Ia menuturkan bahwa setelah mendonorkan darahnya kemudian bisa istirahat tidur dengan pulas karena merasa nyaman di badan. Pengalaman ini membuatnya siap untuk mendonorkan darahnya secara sukarela 60 hari lagi.

Ilustrasi Pendonor Wanita. Sumber: dokpri
Ilustrasi Pendonor Wanita. Sumber: dokpri
Diah, seorang ibu berusia 43 tahun, memiliki pengalaman pertama sebagai pendonor. Rupanya selama ini ia merasa penasaran dan sedikit takut dengan yang namanya donor darah.

Namun setelah bisa mendonorkan darahnya untuk yang pertama kali, ia mengatakan, "Tidak semenakutkan yang ada di bayangan pikiran, saya kira akan mual ternyata sama sekali tidak, loh".

Pengalaman memiliki rasa kuatir, takut, ragu-ragu tentu bukan pengalaman Diah sendiri, banyak orang lain memiliki pengalaman yang serupa, sehingga perlu untuk dibantu memiliki gambaran yang benar tentang donor darah, supaya niat mulia untuk mendonorkan darahnya bisa terlaksana dan bermanfaat bagi sesama.

Sedangkan Graciella, pemudi 17 th, siswi kelas XI SMU yang sangat bersemangat untuk mengikuti donor darah yang diselenggarakan di lingkungan kompleks perumahannya, terpaksa sedikit kecewa karena gagal. 

Gadis cantik yang akrab disapa Shella ini terganjal faktor berat badan yang hanya kurang 2 kg dari yang dipersyaratkan. Ia menuturkan, bahwa awalnya semangat karena bakalan jadi pengalaman pertama bisa mendonorkan darahnya setelah usianya memasuki 17 tahun, rasa penasaran dalam hatinya juga berubah menjadi tidak penasaran lagi bila berhasil mendonorkan darahnya. Apalagi secara postur fisik ia tergolong tinggi dan sehat, tentu mendukung untuk bisa mendonorkan darahnya. 

Tetapi sewaktu diberi tahu petugas PMI bahwa salah satu syarat pendonor adalah memiliki berat badan minimal 50 kg ia sedikit kaget, "Ya dibilang kecewa sih kecewa, tapi tidak terlalu lah, yang disayangkan rasa penasarannya bakal tetap ada, penasaran bagaimana sih rasanya donor darah". Demikian penuturan Shella.

Berapa Kebutuhan Darah di Indonesia?

Menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia sekitar 5,1 juta kantong darah pertahun, ini sama dengan 2% jumlah dari penduduk Indonesia.

Sedangkan produksi darah dan komponennya saat ini sebanyak 4,1 juta kantong darah yang berasal dari 3,4 juta donasi. Dari jumlah darah yang tersedia, 90% di antaranya berasal dari donasi sukarela.

Dengan melihat kebutuhan darah sebesar 5,1 juta kantong dan baru terpenuhi 4,1 juta, berarti masih ada selisih kurang 1 juta kantong darah, jumlah yang sangat besar.

Kondisi ini akan menjadi semakin sulit manakala kita memasuki bulan puasa, dimana stamina penduduk Indonesia menurun karena sebagian besar menjalankan ibadah puasa.

Demikian pula apabila terjadi wabah atau pandemi yang bisa mengakibatkan banyak orang menjadi sakit dan tidak bisa menyumbangkan darahnya, sedangkan kebutuhan darah tidak bisa ditolak atau ditunda.

Oleh karena besarnya kebutuhan kantong darah tersebut maka Indonesia membutuhkan jutaan relawan donor darah. Sehingga menumbuhkan kesadaran masyarakat luas untuk menjadi sukarelawan donor darah perlu terus dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi. Tentu edukasi kepada masyarakat umum bukan hanya tugas dari PMI saja, namun tugas kita semua yang pernah mendonorkan darah. 

Sebab pengalaman riil sebagai pendonor, khususnya pengalaman pertama mendonorkan darah akan menjadi testimoni yang sangat baik dan menguatkan orang lain yang belum pernah mendonorkan darahnya.

Hal ini bisa kita lakukan dengan cara bercerita kepada teman atau tetangga, bisa juga melalui chating di aplikasi messenger seperti WA, telegram, line dan sebagainya, atau melalui tulisan di media.

Selain melalui sosialisasi dan edukasi, perlu pula ditumbuhkan berbagai kelompok atau komunitas donor darah. Orang-orang yang memiliki keinginan untuk menyumbangkan darahnya secara sukarela namun memiliki keterbatasan waktu, tempat, dan jarak perlu di wadahi dan difasilitasi. Komunitas donor darah menjadi tempat yang tepat untuk menghubungkan para sukarelawan ini dengan PMI setempat. 

Komunitas bisa dibentuk berdasarkan kesamaan profesi, lokasi, pekerjaan, hobi, atau lingkungan kemasyarakatan seperti kompleks perumahan, RT, RW, dan Kampung. Adalah hal yang sangat mulia menyatukan diri dalam komunitas kemanusiaan yang memberikan manfaat dan keberkahan bagi sesama manusia.

Komunitas Relawan Donor Darah. Sumber: dokpri
Komunitas Relawan Donor Darah. Sumber: dokpri
Saya juga membaca beberapa materi edukasi yang menarik berkaitan dengan donor darah. Berikut ini sedikit cuplikan materi edukasi di utdpmidkijakarta.or.id

Apakah donor darah menyehatkan? 

Ketika seseorang mendonorkan darahnya, tubuhnya akan menggantikan volume darah dalam waktu 48 jam setelah donor, dan semua sel darah merah yang hilang akan benar-benar diganti dalam waktu empat sampai delapan minggu dengan sel-sel darah merah yang baru.

Proses pembentukan sel-sel darah merah yang baru akan membantu tubuh tetap sehat dan bekerja lebih efisien dan produktif. Jadi bila ditanyakan apakah donor menyehatkan tubuh kita, maka jawabannya adalah Ya!

Mengapa harus donor darah ? 

Karena Donor darah adalah kegiatan yang positif dan mulia dimana kita bisa menolong sesama kita yang membutuhkan. Donor darah bisa membantu mereka yang membutuhkan darah dalam situasi mendesak. Karena seringkali saat pasien dalam kondisi kritis, pihak PMI atau rumah sakit tak memiliki stok darah yang cukup.

Nyatanya, donor darah tak hanya bermanfaat bagi penerima (resipien) saja, namun pendonor juga menerima manfaat yang luar biasa. Banyak penelitian yang berhasil membuktikan secara medis bahwa mendonorkan darah sebenarnya menguntungkan kita selaku pendonor.

Donor darah tidak semenakutkan yang dibayangkan, bahkan sebagian besar pendonor pemula justru merasa senang setelah bisa mendonorkan darahnya. Sejatinya sebagai manusia yang memiliki sisi individual kita juga pribadi yang berjiwa sosial, oleh karenanya ketika kita dimampukan berbuat kebaikan kepada sesama manusia lain, akan tumbuh perasaan bahagia yang mendalam.

Inilah keunikan yang luar biasa, yang layak kita syukuri dengan terus berbuat kebaikan, salah satunya dengan sukarela mendonorkan darah. Salam bahagia, salam kemanusiaan!

***

Referensi: 1, 2, 3, 4.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun