Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Metafora Kehidupan Anda?

23 Februari 2021   12:00 Diperbarui: 22 Agustus 2023   18:14 2225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi metafora kehidupan dalam lirik lagu (sumber: Sonora.id)

Dengan kata lain pikiran bawah sadar dengan segala kumpulan data tersebut memiliki pengaruh yang besar pada pembentukan perilaku, dan respon terhadap apapun yang kita terima. Itu sebabnya cara kita menyimpulkan sudut pandang tentang hidup ini sangat dipengaruhi oleh berbagai hal yang tersimpan dalam pikiran bawah sadar kita tersebut. Metafora kehidupan kita adalah ungkapan dari pikiran bawah sadar kita.

Berbagai Metafora Kehidupan

Generasi 90-an tentunya masih menikmati lagu-lagu seniman kawakan seperti Ahmad Albar, Nicky Astria, Nike Ardila, dan lain-lain. Mereka ini semua pernah melantunkan lagu legendaris "Paggung Sandiwara" ciptaan Ian Antono dari grup band God Bless. 

Judul lagu "Panggung Sandiwara" adalah sebuah metafora kehidupan pula, ia bercerita tentang bagaimana memandang kehidupan ini sebagai panggung cerita, sebuah kisah yang didalamnya ada berbagai peran yang dilakoni oleh masing-masing orang. Setiap orang sejak lahir, menjalani kehidupan dan sampai meninggal memiliki peran masing-masing.

Seorang yang memandang dirinya adalah sebatang lilin ditengah dunia yang gelap, akan berusaha memerankan dirinya sebagai penerang bagi yang lain,  berperilaku yang memberi kebermanfaatan bagi orang lain, menunjukkan hal yang benar dan batil, mengajarkan cara hidup yang lebih baik sesuai norma-norma agama, dan menolong orang lain agar menemukan cahaya hidup. 

Orang yang seperti ini harus menjaga kesadaran diri bahwa selain menerangi banyak orang namun ia juga menjadi perhatian banyak orang untuk apapun yang ia lakukan baik itu cara berpikir maupun cara bertindaknya, semakin sesuai keduanya berpadanan maka semakin mengarah kepada integritas dan keteladanan sejati.

Seseorang yang memandang dunia ini sebagai ladang pahala,  ia akan berusaha berbuat amal kebaikan setiap hari. 

Maka jangan heran jika anda melihat orang yang sangat dermawan, suka membantu yang membutuhkan, tidak pernah ragu merogoh koceknya ketika ada pengemis, atau menghentikan mobilnya lalu turun dan mengajak mbok bakul untuk nebeng sampai ke pasar tempatnya berjualan. 

Bagaimana dengan orang yang memandang hidup ini sebagai sebuah peperangan? Ya tentu ia akan menunjukkan mental petarung. Bagi petarung atau pejuang tidak ada yang ditakutkan karena menang adalah sebuah keniscayaan untuk diperjuangkan. 

Kemenangan adalah kebanggaan. Masalahnya adalah bisa jadi dia memandang orang disekitarnya sebagai pesaing atau lawan yang harus dikalahkan. Hidup menjadi kaku, tegang, tidak ada welas asih, dan harmoni.

Orang yang memandang hidup ini sebagai ujian, akan menjadikan setiap momen sebagai media untuk mengerjakan yang terbaik yang  bisa dilakukannya. 

Menyelesaikan setiap persoalan demi persoalan, melewati kesulitan demi kesulitan, dan mencapai yang terbaik dengan segenap usaha. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun