Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Resepsi ini Sangat Taat SOP Prokes Covid-19

3 Februari 2021   20:01 Diperbarui: 18 Februari 2021   05:52 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana sepi karena pembatasan jumlah tamu setiap sesi (dokpri)

dokpri
dokpri
Di ujung lorong saya disambut deretan penerima tamu terdiri dari 6 pasang suami-istri. Biasanya mereka ini adalah pilihan dari kedua pihak keluarga pengantin, bisa karena hubungan keluarga, rekan kerja, orang yang dituakan dan lain-lain. Semua penerima tamu berpenampilan baju adat jawa, ramah, dan tentu taat prokes, berdiri dari depan  sampai belakang mendekati  ujung anak tangga tempat pengantin duduk di pelaminan.

Menuju anak tangga saya ditahan sebentar oleh petugas EO karena harus antri, dan jaga jarak. Petugas EO mengatakan kepada saya bahwa boleh buka masker hanya saat berfoto bersama pengantin, dan saat berfoto dilarang banyak bicara karena posisi masker dilepas.

jumlah kursi terbatas dan berjarak (dokpri)
jumlah kursi terbatas dan berjarak (dokpri)
Akhirnya saya berkesempatan naik untuk berfoto dengan pengantin, bersama seorang rekan kantor yang tiba-tiba sudah berada di belakang saya. Kami berfoto bersama pengantin sesuai arahan petugas EO, setelah itu kami mengucapkan salam namaste kepada pengantin dan orang tua mereka.

Saat berfoto boleh lepas masker sejenak (dokpri)
Saat berfoto boleh lepas masker sejenak (dokpri)
Selanjutnya kami bergegas turun menuju deretan kursi yang disusun rapi berjarak satu meteran. Suasana tidak ramai, bahkan dapat dikatakan sepi, jauh dari keriuhan pesta ketika situasi normal. 

suasana sepi karena pembatasan jumlah tamu setiap sesi (dokpri)
suasana sepi karena pembatasan jumlah tamu setiap sesi (dokpri)
Seandainya tidak ada MC yang mengkondisikan suasana dan grup band yang mengisi dengan lagu-lagu  cinta ceria, niscaya suasana gedung yang besar ini akan sangat senyap. Untunglah semua orang sudah maklum dengan pandemi dan segala keterbatasan yang diterapkan, sehingga suasana resepsi yang sepi justru dirasa lebih aman.

Di ujung pintu keluar saya menerima souvenir cantik, dan tas kecil berisi nasi box pengganti menu prasmanan yang biasanya ada pada situasi normal untuk disajikan sebagai hidangan para tamu. Seorang teman tiba-tiba datang menghampiri dan mengatakan bahwa ia ditolak masuk oleh petugas EO dengan alasan kapasitas sesi 1 sudah penuh. Wah, bagus  sekali ketaatan prokesnya, benar-benar disiplin.

Oleh petugas EO ia diminta menunggu di ruang tunggu di samping gedung utama. Ruang tunggu berupa tenda besar yang terbuka dengan kursi-kursi diatur berjarak, saya cukup paham bahwa cara ini adalah cara aman demi menghindari potensi terpapar virus jika ada tamu yang OTG.

Akhirnya langkah saya sampai di parkiran mobil yang juga masih sepi. Dari kapasitas 300 mobil saya lihat hanya ada kurang lebih 50 mobil terpakir. Saya senang dengan pengalaman menghadiri resepsi ini. Sebuah acara resepsi yang sangat taat prokes pencegahan paparan virus Covid-19 yang pernah saya hadiri sepanjang masa pandemi.

Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi banyak calon pengantin lain yang akan melangsungkan acara resepsi. Jika mengundang tamu ya harus 100% menerapkan prokes, pilih EO yang profesional dan mendapat ijin dari pihak berwenang.

baca juga: Jangan Samakan Aktivitas dengan Produktivitas

Jika tidak mengundang tamu tentu juga baik, tidak masalah di masa pandemi ini sebuah acara resepsi hanya dihadiri keluarga dekat. Yang penting adalah sudah sah status ikatan pernikahan sebagai suami-istri baik secara agama maupun  negara. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun