Melaksanakan tugas luar dimasa pandemi Covid-19 ini menjadi momok bagi sebagian karyawan perusahaan. Bagaimana tidak, hampir semua wilayah di Indonesia ini sudah menjadi zona merah terpapar virus Covid-19. Artinya kemungkinan tertular virus adalah sangat besar.
Namun tidak demikian dengan Mas Antok, 37 th, pria keturunan Sragen yang lahir dan besar di Jakarta, berprofesi sebagai teknisi robot industri khususnya welding robots, orangnya ramah, suka berbagi, dan tekun dalam bekerja. Perawakannya memang kecil, tetapi nyalinya besar, sebesar semangatnya untuk membahagiakan anak dan istrinya.
Sebagai seorang teknisi robot, keahlian Mas Antok memang tergolong khusus. Untuk saat ini belum banyak orang yang memiliki keahlian dalam melakukan setting dan programming pada welding robot baru, apalagi dia juga memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis kerusakan dan repair.
15 April 2020, awal pandemi Covid-19 di Indonesia, kita semua masih dipenuhi ketidaktahuan tentang virus ini, simpang-siur berita begitu banyak sehingga membingungkan, yang bisa WFH bersyukur karena aman dari potensi kontak dengan orang lain yang bisa menularkan virus. Namun bagi industri yang harus mendukung pemerintah dalam bidang kesehatan tentu tidak bisa semuanya WFH, seperti saya yang harus tetap WFO. Tetapi hari itulah awal pertemuan saya dengan Mas Antok, yang jujur saya masih takut untuk bertemu dengan orang dari luar daerah dengan zona merah seperti Jakarta yang saat itu menjadi epicentrum virus Covid-19. Dengan protokol yang ketat, APD standard, surat kesehatan dan hasil rapid test akhirnya kami mengijinkan dan menerima Mas Antok untuk bisa setting welding robots di pabrik.
Tidak terasa kerjasama berlanjut dengan baik, dan Oktober 2020 kami bisa bertemu kembali tanpa takut, sebab edukasi covid-19 sudah banyak diberitakan pemerintah dan media, selain itu Satgas Covid-19 di perusahaan juga semakin berpengalaman mengelola adaptasi kebiasaan baru.
Satu hal yang menarik bagi saya dari karakter Mas Antok ini adalah kedisiplinannya menerapkan protokol kesehatan, termasuk mengelola dirinya sendiri sehingga dalam 10 bulan masa pandemi Covid-19 ia sudah 5 kali dinas luar Jakarta, tetapi sampai sekarang masih sehat, fit, tetap ramah dan masih saja suka berbagi pengalaman.
Dia bercerita bahwa sebenarnya sebagai manusia biasa saat awal-awal pandemi dia juga merasa kuatir bahkan takut untuk melakukan perjalanan tugas ke luar kota. Ketika saya bertanya apa yang memotivasi dia akhirnya tetap menjalankan tugas dinas luar, jawabannya adalah, "Ya mau gimana lagi, namanya tugas ya harus dijalanin. Demi keluarga sih, biar bisa membahagiakan istri dan persiapan untuk masa depan anak. Alhamdulillah sampai sekarang masih jalan terus luar kota". Jawaban lugas yang keluar dari hati seorang bapak keluarga. Namun jika ditilik lebih dalam ada etos kerja yang sangat bagus dalam diri Mas Antok.
Saking seringnya tugas luar kota, sekarang sedang persiapan ke Surabaya, akhirnya perusahaan menetapkan agar Mas Antok ini melakukan tes swab antigen sebulan sekali. Tentu demi bisa memantau kesehatannya, dan bisa mengendalikan lingkungan kerja dimana dia bertugas dari ancaman penularan virus.
Semakin penasaran akhirnya saya minta tips kepada Mas Antok, apa yang bisa di-sharingkan agar rekan-rekan saya yang awal tahun ini akan memulai bertugas dinas ke luar kota menjadi percaya diri, dan bisa sehat selamat menjalankan tugas pekerjaan mereka yaitu pelayanan kepada konsumen. Dan kira-kira inilah tips agar bisa aman dan selamat saat menjalani dinas luar kota selama masa pandemi Covid-19 ini:
- Siapkan surat kesehatan dari Yankes dan hasil rapid test, ini akan memberikan dampak psikis yang sangat baik, dan apabila sewaktu-waktu ditanyakan pihak lain maka sudah ada.
- Selalu patuhi protokol kesehatan, taat 100%. Dalam setiap aktivitas baik saat bekerja maupun saat diluar pekerjaan seperti di hotel atau homestay, di toko, dan lain-lain.
- Membawa bekal obat-obatan pribadi, dan multivitamin.
- Selalu membawa antiseptik, handsanitizer, faceshield dan mengenakan masker. Persediaan harus cukup selama masa tugas luar.
- Masalah makan dan minum menjadi perhatian serius, jangan telat. Selama tugas luar usahakan makan makanan yang bergizi seperti daging. Juga makanan berkuah panas seperti sup, atau soto.
- Setiap kali pulang dari lokasi kerja dan tiba di hotel atau homestay, segera mandi dengan air panas dan keramas. Baju kotor dikumpulkan ditempat tersendiri untuk dicuci, baik cuci sendiri atau laundry.
- Setelah selesai mandi, segera makan dan minum multivitamin.
- Usahakan tidak pergi ke tempat wisata dulu atau ke mall, selama bertugas. Karena berpotensi tertular dari orang lain.
- Harus tahu siapa contact person yang harus dihubungi bila terjadi gangguan kesehatan. Contact person yang dimaksud adalah pihak hotel atau homestay, pihak klien, dan pihak perusahaan.
- Selalu tawakal dan berserah kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab kerja adalah ibadah.
Wah, pantas saja Mas Antok tetap sehat dan aman walaupun sudah 5 kali dinas luar kota dalam 10 bulan masa pandemi ini, sebab ia pribadi yang disiplin dan teguh dalam mengendalikan diri. Tentu semua itu demi keberhasilan tugas dari perusahaan, dan lebih jauh lagi demi kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga kecil yang dicintainya.
Pada akhirnya harus kita sadari bahwa saat ini sudah tidak ada jarak lagi antara kita dengan virus Covid-19, entah itu di tempat kerja, di rumah, maupun di lingkungan tempat tinggal kita. Kuatir tentu tidak mengurangi potensi tertular, karenanya kita harus berani menghadapi kehidupan yang terus berjalan dengan kesadaran diri untuk tidak memandang remeh virus ini, dibuktikan dengan cara hidup sehat, taat prokes 3M+3T. Semua untuk kebaikan diri kita sendiri dan keluarga yang kita sayangi.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H