Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Perceptual Positions: Memulihkan Relasi yang Retak

11 Januari 2021   03:03 Diperbarui: 11 Januari 2021   17:48 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gemericik air kolam, menyadarkanku untuk meninggalkan raganya dan kembali menjadi diriku sendiri seorang Manajer yang sedang duduk berhadapan dengan Asistenku. Rasanya gemericik air ini semakin riuh penuh semangat seolah mengingatkanku bahwa aku perlu sudut pandang orang ketiga untuk melihat masalah kami. Tetapi siapa orang ketiga yang bisa mengamati dan terlibat dalam diskusi imajiner malam ini. Tak sengaja aku melihat seekor  ikan koi berwarna putih merah berenang meninggalkan dua ekor kawannya ke ujung kolam tepat di dekat kursi kosong yang baru kubeli siang tadi. Tak berpikir lama, seperti terhipnosis aku melangkah menuju kursi itu dan duduk. Tepat tegak lurus  di hadapanku, di seberang kolam kecil ini mataku memandang kedua kursi dimana sedang duduk pula diriku sebagai seorang Manajer Divisi berhadapan dengan  Asisten Manajerku. Ah..pertanyaanku terjawab, akulah sekarang yang menjadi orang ketiga yang melihat situasi ini dari sudut pandang berbeda. Menjadi observer atas mereka berdua; Manajer dan Asistennya yang sedang duduk dihadapanku. 

Mendengar semua perasaan mereka tadi, aku merasa ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki hubungan mereka agar menjadi lebih selaras. Hubungan di tempat kerja akan menjadi nyaman dan sehat bila didasarkan pada hubungan kerja dan hubungan antar individu yang harmonis. Maka saranku untuk mereka adalah : (1) Mengambil kesepakatan untuk menyelesaikan hal-hal yang tertunda secara bersama-sama sebagai satu tim. Bahwa ada resiko dan pengorbanan yang harus diambil, itu adalah konsekuensi yang harus dihadapi secara dewasa. (2) Kembali kepada pola kerja awal yaitu si  Manajer melakukan action coach secara periodik, misal 2 minggu sekali. Lakukan pertemuan 1 on 1 secara santai namun berkualitas; pekerjaan terpantau progresnya dan si Asisten Manajer tetap merasa diperhatikan secara manusiawi sebagai partner, bukan semata-mata sebagai bawahan..

Kutarik nafas panjang sambil berdiri agak menjauh beberapa langkah, mataku tak lepas memandang ketiga kursi di depanku dimana ada Manajer, Asisten, dan Observer. Sekarang aku menjadi orang keempat yang mengamati mereka. Melihat mereka bertiga aku merasa ada keyakinan mengalir dalam hatiku bahwa selepas ini hubungan mereka akan kembali baik dalam satu tim yang saling bersinergi kembali. Manajer itu memahami kondisi Asistennya, ia memiliki rasa kasihan dan ingin membantu si Asisten, ini adalah sebuah empati yang baik. Si Asisten menyadari bahwa ia memiliki tanggungjawab kepada Manajernya untuk semua tugas-tugas dan target-target yang harus dicapai, ia membutuhkan pengertian, sedikit waktu lagi,  dan juga  kesabaran sang Manajer. Dan menurutku apa yang disarankan oleh observer itu memang tepat, hubungan mereka akan kembali selaras, lebih hangat, dan lebih produktif dengan cara: (1) Mengambil kesepakatan untuk menyelesaikan hal-hal yang tertunda secara bersama-sama sebagai satu tim. Bahwa ada resiko dan pengorbanan yang harus diambil, itu adalah konsekuensi yang harus dihadapi secara dewasa. (2) Kembali kepada pola kerja awal yaitu  Manajer melakukan action coach secara periodik, misal 2 minggu sekali. Dengan pertemuan 1 on 1 secara santai namun berkualitas; sehingga pekerjaan terpantau progresnya dan si Asisten Manajer tetap merasa diperhatikan secara manusiawi sebagai partner, bukan semata-mata sebagai bawahan..

Pengalaman keberhasilan bersama menyelesaikan masalah-masalah rumit menjadi modal yang kuat untuk semakin menyatukan energi mereka; insight ini muncul dengan lugas di kepalaku, memberikan energi yang besar untuk menyelesaikan masalah ini.

"Pa, ini kopinya sudah hampir dingin loh, jangan lupa diminum". Suara istriku dari ruang tengah membuyarkan obrolan istimewa kami malam ini. Tetapi satu hal yang pasti, malam ini aku sudah mendapatkan solusi untuk memperbaiki relasi dengan Asistenku kembali. "Kopinya mantap, Ma...makasih", sahutku sambil beranjak meninggalkan tiga kursi kosong di tepi kolam ikan koi kesayanganku.

__________________

Perceptual Positions:

Sebuah metode NLP untuk 

menemukan solusi dari dalam

diri sendiri.

__________________

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun