Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mampukah Karyawan Biasa Menyiapkan Warisan Miliaran Rupiah?

1 April 2020   20:04 Diperbarui: 1 April 2020   21:22 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi emas (sumber:Pixabay.com)

Kata warisan identik dengan peninggalan berupa tanah, rumah, mobil, perhiasan, dan uang.  Orang tua yang semasa hidup bisa menyiapkan warisan bagi anak-anaknya tentu akan merasa berbahagia, tenang, dan bangga di masa tuanya karena tidak perlu kuatir  anak-anak yang ditinggalkan nanti akan hidup berkekurangan. Berbeda dengan anak-anak yang kurang beruntung karena ketika orang tuanya meninggal justru memikul warisan hutang yang akhirnya membebani kehidupannya ke masa depan.

Kadang-kadang kita sebagai karyawan biasa merasa berkecil hati, apa mampu menyiapkan warisan yang bernilai tinggi dan layak bagi  anak-anak kita dimasa depan? Ingatlah pepatah bahwa dimana ada kemauan disitu ada jalan, dan tidak hanya satu jalan loh, sebab orang bijak berkata bahwa ada seribu jalan ke Roma. Artinya jika kita memiliki niat yang tulus dan kuat untuk membahagiakan keluarga kita pasti akan Tuhan berikan jalan keluarnya.

Nah, sekarang bagaimana cara menyiapkan warisan bagi anak-anak kita?

Cara pertama,  kita  bekerja keras dan sungguh-sungguh sehingga hasil kerja kita bisa dibelikan asset atau harta benda yang bisa diwariskan kepada anak-anak kita. Misal, membeli tanah dan rumah yang nantinya bisa diwariskan kepada anak-anak. 

Memang tidak mudah mengumpulkan uang agar bisa membeli tanah atau rumah, apalagi harga rumah dan tanah akan selalu naik setiap tahunnya, tidak sebanding dengan kenaikan gaji yang kita dapat. 

Bila kita memiliki anak lebih dari satu, maka akan adil bila kita juga menyiapkan warisan rumah atau tanah satu-satu untuk anak-anak kita supaya tidak terjadi konflik diantara mereka di kemudian hari. 

Jangan lupa bahwa peralihan hak atas  tanah atau rumah dari kita kepada anak-anak yang menerima warisan tersebut akan dikenakan pajak oleh negara yang nilainya cukup besar juga. 

Cara ini adalah cara paling tradisional yang bisa dilakukan oleh semua orang, masalahnya tidak semua orang mampu melakukan ini karena mahal, dan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menyiapkannya sementara panjang-pendek umur kita tidak seorangpun yang tahu.

Cara yang kedua adalah, memanfaatkan perusahaan asuransi. Biasanya perusahaan asuransi jiwa menjual produk asuransi dengan manfaat uang pertanggungan jiwa yang akan cair ketika orang tua meninggal dunia. 

Kita bisa memilih sendiri berapa besarnya uang pertanggungan jiwa  yang nilainya  cukup layak dan memadai sebagai warisan bagi anak-anak yang kita tinggalkan. 

Pembayarannyapun bisa kita tentukan sendiri apakah bulanan, tiga bulanan, enam bulanan, atau tahunan. Berapa besarnya nilai pertanggungan jiwa yang akan kita pakai sebagai warisan? tentu kita bisa meminta kepada agen perusahaan asuransi untuk membantu menghitungkan nilai yang layak dan berapa pula besarnya premi yang akan kita bayarkan. 

Sebagai contoh kita membeli polis asuransi dengan manfaat uang pertanggungan jiwa sebesar  Setengah M (setengah milyar rupiah), dengan pembayaran premi bulanan sebesar 500 ribu rupiah. 

Maka saat pertama kali kita menandatangani perjanjian pembelian polis asuransi dan melakukan pembayaran premi pertama 500 ribu rupiah, secara otomatis kita sudah memiliki uang pertanggungan jiwa sebesar  Setengah M sebagai warisan bagi anak-anak kita. Tidak  harus ngumpulin  uang  Setengah M dulu untuk bisa memiliki  warisan senilai  Setengah M, cukup mudah bukan? 

Nah, sekarang kita sudah mengetahui cara menyiapkan warisan bagi anak-anak kita. Selanjutnya menjadi tantangan bagi kita adalah  bagaimana kita bisa menyisihkan gaji bulanan atau pendapatan bulanan kita agar bisa dipakai untuk kepentingan penyiapan warisan tersebut. 

Ada yang memegang prinsip menyisihkan dulu 20% pendapatannya untuk ditabung, diinvestasikan  atau dipakai untuk membayar premi  asuransi  baru sisanya dibelanjakan untuk kebutuhan hidup lainnya. 

Setiap orang punya caranya masing-masing, tetapi pada prinsipnya seberapapun pendapatan yang kita terima setiap bulan harus disisihkan dulu, baru sisanya dibelanjakan.  Selamat mencoba, tidak ada kata terlambat, sebab dimana ada kemauan disitu ada jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun