Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kunci Komunikasi Yang Berhasil

10 Agustus 2019   11:00 Diperbarui: 4 September 2019   16:38 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi komunikasi (sumber: www.ikhtisar.com)

Akan beda dampaknya bila kita menjawabnya demikian, "Iya okelah kalau tidak mau ikut lomba karaoke karena suaramu fals, daripada malu". Haduh sudah fals ditakuti-takutin lagi...tambah menolak pastinya.

Satu hal lagi yang juga sangat penting mendukung terjadinya komunikasi yang baik dan menghasilkan perubahan perilaku adalah kepercayaan. Kepercayaan antara komunikator dengan komunikan dibangun dari hubungan baik. Seorang anak akan sangat mudah menuruti perintah yang diberikan oleh ayahnya daripada perintah yang diberikan oleh orang yang tidak dikenalnya, ya logis saja sebab si anak sangat mengenal dekat dan percaya kepada ayahnya. Didalam lingkungan sekolah seorang murid akan merasa aman dan nyaman ketika berada didekat gurunya daripada didekat para orang tua yang sedang menunggu di parkiran sekolah, itu sebabnya seorang murid akan lebih mudah menuruti apa yang dikatakan oleh gurunya karena ia tahu betul siapa gurunya itu.

Hubungan baik membawa pengenalan yang lebih dalam, memupuk rasa percaya sedikit demi sedikit serupa seorang tukang yang membangun sebuah dinding rumah yang disusun bata demi bata. Tanpa hubungan yang baik, seorang komunikator akan gagal menyampaikan pesannya, bukan karena ia tidak mampu tetapi lebih karena ia tidak dipercaya sepenuhnya oleh komunikan. 

Hubungan baik yang menimbulkan kepercayaan ini dapat kita lihat ciri-cirinya: terlihat santai dan akrab, saling bercanda, tertawa bersama, atau bahkan ketika sedang dalam suasana serius berupa curhat yang sampai menitikkan air mata. Semua itu terjadi karena adanya kepercayaan yang menjadi semacam lem perekat hubungan baik diantara keduanya.

Supaya terjadi hubungan baik, seorang komunikator harus menunjukkan itikat baik bukan intimidasi, niat tulus untuk memberikan manfaat kepada komunikan bukan keuntungan pribadi, memahami kebutuhan komunikan untuk disolusikan bukan kemenangan pribadi, membawa kepentingan bersama bukan pemaksaan ide pribadi. 

Apakah semua itu mudah? Tentu tidak, sebab membutuhkan pengorbanan, dan kerelaan untuk terus menerus melakukannya. Namun bagi seorang yang sudah memahami hal ini dengan baik maka tidak akan menjadi hambatan sebab perilaku ini sudah menjadi gaya hidupnya yang relatif permanen yang secara alamiah akan terjadi dengan sendirinya sesuai situasi yang dihadapi.

Para komunikator......Goodluck!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun