Dengan kata lain pemimpin harus siap untuk mengalahkan kehendak atau keinginan untuk kesenangannya sendiri demi kebaikan orang-orang yang dipimpinnya, entah itu tim kerja, sekelompok orang, atau masyarakat.
Poin yang kedua adalah : Kurban yang bagaimana yang semestinya diberikan oleh pemimpin?
Seorang pemimpin memberikan waktunya untuk memperhatikan orang-orang yang dipimpinnya, berkurban waktu adalah hal yang tidak  mudah karena menuntutnya membuat skala prioritas yang pada akhirnya bisa menggeser waktu pribadi atau waktu yang harus dinikmati oleh  keluarga. Protes dari anggota keluarga bisa saja terjadi dan ini membutuhkan kemampuan yang baik darinya untuk menyelesaikan.
Berkurban tenaga, misalnya dengan turut hadir dalam dinamika yang terjadi pada tim, atau kelompok yang dipimpin dan turut memberikan kontribusi langsung dalam dinamika tersebut, contoh sederhana adalah kegiatan kerja bakti, menjenguk rekan atau tetangga yang sakit, aksi sosial bersama kelompok, mengerjakan proyek bersama, dan lain-lain.
Ketika seorang pemimpin mencurahkan ide-ide kreatifnya untuk perkembangan orang-orang yang dipimpinnya disitulah ia sedang berkurban pikiran.Â
Buah pikiran yang baik akan memberikan dampak yang positif bagi orang lain, kelompok, atau masyarakat. Pemimpin harus rajin berpikir dan merenung hal-hal yang kreatif, mengemasnya menjadi ide-ide yang menarik yang akan mendapatkan dukungan dari semua anggota tim untuk dicapai bersama.
Berkurban harta atau dana, akan sangat mudah bagi pemimpin yang memiliki harta melimpah, namun ketika sumberdaya ini terbatas dan harus mengalokasikannya untuk sebuah proyek atau  kegiatan bersama ini pengorbanan yang luar biasa, bahkan terkadang seorang pemimpin harus siap mendarmakan dananya untuk pribadi yang lemah dan membutuhkan dukungan agar ia menjadi kuat dan berdaya guna kembali.
Bagaimana dengan berkurban hati dan perasaan? Nah ini tentu hal yang lumrah terjadi dan pemimpin harus menyadari dan ikhlas menerimanya.Â
Tidak semua orang yang dipimpin setuju dengan apa menjadi pola pikir dan tujuan pemimpin, gesekan pemikiran atau ide akan terasa menyesakkan bila tidak dilandasi dengan kesadaran bahwa perbedaan adalah hal yang lumrah, dan tentu kita harus sadar bahwa tidak semua keinginan kita harus disetujui.Â
Ada ruang diskusi yang akan membawa kepada pemahaman bersama atas suatu perbedaan pemikiran dan sudut pandang untuk disepakati bersama menjadi sebuah keputusan yang diterima dengan ikhlas.
Poin ketiga adalah: Menghormati pihak yang berseberangan.