*Faktor biologi: genetik, kimia pada otak, gangguan pada otak
*Faktor kehidupan: trauma, pelecehan, racun, alkohol, obat-obatan
*Faktor keluarga: riwayat keluarga, masalah keluarga
Data Kasus Pasien Kesehatan Mental
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi (Rokom, 2021). Survei mengatakan bahwa 1 dari 5 orang di Indonesia usia 15 sampai 29 tahun terpikir untuk mengakhiri hidup. Selanjutnya 1 tahun pasca pandemi oleh survei yang berbeda didapatkan data 2 dari 5 orang memikirkan untuk bunuh diri. Dan sekarang di tahun awal 2022 itu sekitar 1 dari 2 orang yang memikirkan untuk mengakhiri hidup,'' kata dr. Hervita.
Salah satu kasus contoh yang terjadi, dimana mahasiswa baru UGM FISIPOL yang berusia 18 tahun. Lompat dari lantai 11 salah satu hotel di wilayah Colombo, Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabid Humas Polda DIY Kombes Yuliyanto mengatakan peristiwa terjadi pada Sabtu (8/10/2022) sekitar pukul 15.00 WIB. Kasus tersebut di akibatkan karena adanya surat psikologi dari dokter. Sebelumnya saat di konfirmasi kepada keluarga, orang tua TRW telah mengalami firasat buruk. Orang tua korban sempat mencari korban di tempat tinggalnya namun tidak di ketemukan. Sebelumnya sempat ada masalah keluarga (orang tua korban).
Pertanyaan Krusial ?
1.Seberapa pedulinya orang lain dengan masalah kerabat/saudara/teman?
2.Jika ruang psikiater/psikologi tidak dapat pasien apa yang akan terjadi di masyarakat?
3.Bagaimana pasien (gangguan kesehatan mental) melampiaskan masalah yang kontroversial, seperti mabuk/berjudi/dan bermain hiburan malam, menurut agama?
4.50% pasien takut dengan dakwah/komentar yang tidak baik, karena pasien lebih sensitif dalam menangkap interaksi komunikasi?
5.Sudahkah kalian terlibat dengan masalah? Seperti apa yang kalian lakukan untuk mengatasinya?
Cukup lakukan tindakan ini dengan nyata. Kasus ini, bukan kasus yang biasa tapi ini bisa menelan korban (pasien) dalam bentuk apapun. Karena kasus ini kerap kali ada di belahan dunia lain selain Indonesia. Hanya saja konsep dari pertanyaan tersebut belum bisa banyak dan lebih dalam mengatasi perlu stekhoder terkait membantu edukasi, promosi, dan beri mereka energi. Karena tekanan mereka begitu nyata hanya dalam bawah sadar mereka alami. Jadi seberapa terlibatnya temen-temen bisa membantu 99% membantu masalah mereka.
Daftar Pustaka
1.Nur Rohmi Aida, (2020). "Hari Kesehatan Mental Sedunia, Sejarah, dan Pentingnya Investasi Mental". Artikel kompas.com  Link: https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/10/131400065/hari-kesehatan-mental-sedunia-sejarah-dan-pentingnya-investasi-mental-?page=all.
2.Zainuddin, (2020). "Islam dan Masalah Kesehatan Jiwa". GEMA; media informasi & kebijakan kampus. UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG. Link : https://uin-malang.ac.id/r/200501/islam-dan-masalah-kesehatan-jiwa.html
3.Klikdokter, (2021). "Kesehatan Mental".
4.Rokom. (2021, October 7). "Kemenkes Beberkan Masalah Permasalahan Kesehatan Jiwa di Indonesia. Sehat Negeriku". https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211007/1338675/kemenkes-beberkan-masalah-permasalahan-kesehatan-jiwa-di-indonesia/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H