Puisi ini saya tulis untuk sebagai aspirasi secara tidak langsung buat negeri ku tercinta. Karena kecintaan tidak bisa di utarakan secara fisik maka saya utarakan secara verbal. Semoga puisi ini bisa menjadi bagian dari kritik di bulan september.
          September dengan Luka
September tahun 2022, Ku dapati suara riak mahasiswa berteriak.
Ku melihat antrian SPBU penuh dengan kendaraan dan muka lesu.
Sementara menteri ESDM melakukan regulasi harga BBM.
Masyarakatnya di buat kecewa dan menderita.
Sedangkan perayaan kebahagian rakyat terwakilkan oleh dewan penghianat rakyat.
Pendidikan semakin buruk atas kasus SUAP.
Banyak orang mengutuk, Atas tindakan terkutuk.
Menikam jiwa pemabuk yang hilang bentuk.
Ketika tombak pusaka mulai menikam.
Berdarah diatas kepala, darah bercucur dibawah bendera revolusioner.