Mohon tunggu...
Lani Pujiastuti
Lani Pujiastuti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi. Tertarik belajar hal baru, pengalaman baru, dan lingkungan baru. Suka dunia penulisan. Selamat berteman dan berbagi :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Miss Indonesia dan Identitas 'Pura-pura'

19 Februari 2014   03:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:41 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Finalis -yang adik kelas- ini memang atlet internasional. Punya prestasi medali peran taekwondo PON dan medali emas di kejuaraan taekwondo ASEAN. Cantik, personality bagus, punya prestasi internasional, sudah lebih dari cukup buat diadu. Justru identitas 'Maluku' nya jadi bikin underestimate. Toh di ajang ini ngga ada pentas bakat nyanyi lagu daerah, nari, apa promosi daerah gitu.

*Kebayang orang Cilacap nyanyi lagu Apuse versi ngapak atau orang Purwokerto pake selempang Papua.

Lama-lama jadi seru buat bahan guyonan sama temen. Sampe temen saya malah ngeledek

'Jadi penonton polos banget, jangan heran sama konspirasi kaya gitu'

Duhai penyelenggara,

Ngga perlu lah mengait-ngaitkan unsur ke-Indonesiaan kaya gitu, kalo akhirnya identitas itu cuma 'Pura-Pura' dan pemenangnya pun nanti ikut ajang internasional yang stigmanya 'nggak Indonesia banget'


Jadiin finalisnya ada 100 sekalian gitu, kalo cuma nyari wanita yang memenuhi standar kecantikan internasional. Kan jadi lebih rame. Penonton pun suka-suka milihnya. Kalo sekarang, bisa disebut pembohongan ngga ya, pake selempang-selempang gitu?

Kalo pun daerah saya, Jawa Tengah diwakilin sama orang Bali, kayaknya bakal percaya-percaya aja. Lha wong yang ngembel-embeli cuma selempang. Ngga mungkin pasang biodata di depan badannya. Yah, kalo pada akhirnya yang disajikan di panggung itu seperti adanya di selempang. Identitas 'Pura-Pura'

Jadi beranggapan, mekanisme nya pun berarti seperti itu.*saya ngga tau gimana mekanismennya. Tinggal penontonnya aja yang ngga usah militan-militan amat dukung atas nama provinsinya.

Hahaha.

So, jadi penonton sekarang jangan gampang percaya.

Lha wong itu cuma 'Pura-Pura'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun