- Psychographic Segmentation
Segmentasi psikografis membagi target orangtua siswa kedalam segmentasi berupa kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik personal. Misalnya rata-rata orangtua peserta didik Sekolah Islam Terpadu merupakan kelas menengah ke atas (middle up).
- Behavioral Segmentation
Segmen ini membagi pembeli berdasarkan motif atau ketertarikan mereka terhadap sebuah lembaga pendidikan. Misalnya motivasi orangtua terhadap hafalan Qur'an anandanya, motivasi sains dan atau akademik lainnya.
*Frame of refference*
Selain mengenal segmen "pasar' yang akan menjadi target sekolah, maka sekolah juga harus mampu mengidentifikasi termasuk dalam kategori apa sekolah tersebut. Frame of refference
 ibarat jenis kelamin bagi makhluk hidup. Ia yang akan menentukan jati diri sebagai sekolah apa lembaga itu dikenal. Contoh Sekolah Al Azhar dikenal sebagai Sekolah Islam Swasta yang cukup tua di Indonesia. Atau Sekolah Pribadi dikenal dengan Sekolah Billingual di Kota Depok.
*Point of Differentiation*
Setelah kita mengetahui dan menentukan kategori sekolah yang kita analisa, maka langkah selanjutnya dalam menentukan "school positioning" yaitu mengetahui point of differentiation yang dimiliki sekolah tersebut. Point of differentiation yaitu semua hal positif yang menjadi pembeda sebuah sekolah dengan sekolah-sekolah lainnya. Intinya point of differentiation ini akan menjawab pertanyaan "mengapa para orangtua harus memilih sekolah Anda dibanding sekolah yang lain? "
*Competitive Edge*
Setelah menentukan "pembeda" sekolah Anda dengan sekolah yang lain, maka Anda juga harus mengidentifikasi point-point pembeda yang menjadi ciri khas paling menonjol yang akan memperkuat posisi sekolah Anda.Â
Misalnya sekolah Anda unggul pada program hafalannya, sementara itu sekolah-sekolah dengan keunggulan yang sama juga banyak. Maka untuk menentukan competitive edge-nya harus ada yang berbeda dari program hafalan tersebut misalnya program halafan di sekolah Anda menggunakan metode khusus yang tidak dimiliki oleh sekolah-sekolah yang lain.
Demikianlah 4 tahapan yang dilakukan dalam melakukan analisa "school positioning" sehingga para pemangku kebijakan dapat menjadikan hasil analisis tersebut sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan.Â
Bukan hanya bagi para pemimpin sekolah, analisa ini juga dapat membantu para calon orangtua siswa dalam menentukan lembaga pendidikan yang cocok untuk putra-putri mereka sesuai dengan minat serta bakat mereka. Tentunya hal tersebut juga disesuaikan dengan taraf ekonomi yang dimiliki. Karna dalam pengamatan penulis, sekolah yang positioningnya bagus biayanya juga terbilang tinggi.
Oleh karenanya ketika beberapa waktu lalu sempat ramai di media sosial tentang perbandingan sekolah islam dengan sekolah katolik penulis menganggap perbandingan tersebut tidak apple to apple. Sekolah Katolik hampir sebagian besar dikelola oleh lembaga keagamaan yang sudah jelas aliran pendanaannya. Sementara sekolah-sekolah islam (khususnya islam terpadu) dominannya didirikan oleh keluarga, atau bahkan adapula milik personal sehingga secara pembiayaan jelas tidak sama.Â
Di samping itu juga ada variabel-variabel lainnya yg membuat kenapa sekolah islam terpadu "terkesan" lebih mahal dibanding sekolah lainnya, salah satunya adalah dalam hal manajemen pengelolaannya.
Wallahu'alam