Mohon tunggu...
Teacher Adjat
Teacher Adjat Mohon Tunggu... Guru - Menyukai hal-hal yang baru

Iam a teacher, designer and researcher

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kasus Kanti dan Pilunya Hidup Seorang Ibu

22 Maret 2022   14:20 Diperbarui: 22 Maret 2022   14:28 2939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kanti Utami (Sumber: https://www.tvonenews.com)

Menjadi seorang istri terlebih lagi seorang ibu bukanlah hal yang mudah. Ketika masih sendiri mungkin ia bisa mengekspresikan dirinya dengan bebas, namun ketika predikat ibu sudah melekat di dirinya, kebebasan itu pun musnah. Banyak yang akan ia pertimbangkan jika ingin melakukan sesuatu. Entah itu suami, anak atau kapasitas ekonomi. Istri saya pernah bilang, bahagianya rumah tangga tergantung pada bahagianya istri, tenangnya keluarga tergantung pada ketenangan istri. Cerianya anak-anak tergantung pada keceriaan jiwa si ibu. Jika di awal pagi sang ayah sudah membuat dongkol ibu, maka bisa dipastikan selama satu harian itu anak-anak akan menjadi sasaran empuk kekesalan sang ibu.

Menjadi ibu itu tidak mudah, karenanya kebahagiaanmu di syurga melekat di kedua telapak kakinya. Menjadi ibu itu tidaklah mudah, karenanya ia diutamakan 3 kali lebih banyak dibanding sang ayah.  "Ibumu, ibumu, ibumu, baru ayahmu.." demikian kata Rasulullah Saw. Namun, selalu ada jalan keluar untuk para ibu yang sedang gundah gulana, laksana Maryam yang dihujat karna kehadiran isa yang tanpa ayah. Maryam mencurahkan kegundahannya kepada Rabb sang pemilik segala. Rabb yang sehari-harinya di dalam mihrab ia sapa.

Teruntuk para suami cintailah istrimu, terlebih jika ia telah menjadi seorang ibu. Karena semenjak akad diucapkan dan qobul dilontarkan seketika itu juga ia telah menjadi tanggung jawabmu. Bahagianya menjadi bahagimu dan kegundahannya menjadi gundahanmu. Laksana Rasulullah yang mengajak Aisyah lomba berlari demi mencandainya atau Laksana Ali Ra yang ikut membantu pekerjaan rumah Fatimah Ra karena tidak adanya khadimah.

InsyaAllah jika iman melekat erat di hati serta pasangan, keluarga, sahabat dan lingkungan yang memberikan perhatian lebih. Tidak akan adalagi kanti-kanti lainnya yang tak tau harus bagaimana menghadapi hidup, harus kemana mengadukan perasaan yang redup. Wallahu'alam

Kurniadi Sudrajat
(Anggota Agupena DKI/Guru SD)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun