Mohon tunggu...
Teacher Adjat
Teacher Adjat Mohon Tunggu... Guru - Menyukai hal-hal yang baru

Iam a teacher, designer and researcher

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

All Of Us Are Dead, Ketika Bullying Mengubah Dunia Menjadi Genting

21 Februari 2022   22:19 Diperbarui: 22 Februari 2022   08:38 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber; Ilustrasi Pribadi

Psikolog Trisa Genia C. Zega, M.Psi, mengatakan sebanyak 40% anak-anak di Indonesia meninggal bunuh diri akibat tidak kuat terhadap bullying. Dimana 38.41% mengaku pernah menjadi pelaku tindakan perundungan siber, sedangkan 45.35% mengaku pernah menjadi korban. Tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan apalagi di tengah serbuan media sosial.

Virus itu bernama Bullying Culture
Melalui film All of us are dead, saya mencoba menganalogikan bahwa virus johan yang tersebar itu adalah Bullying Culture. Dimana virus bullying tersebut mengakibatkan orang-orang yang menjadi korbannya berubah menjadi mayat hidup (zombie). Kenapa mayat hidup? Karna korban bullying sebagian besar merasa hidupnya sudah tak berguna lagi, hilang harapan-harapannya tentang masa depan.

Virus bullying itu juga sangat mudah tersebar ke tempat lain, khususnya di tempat yang relasi kuasanya tinggi seperti sekolahan dan tempat kerja. Disamping itu virus bullying juga dapat merangsek ke seluruh kota melalui media perantara yaitu media sosial. Makanya tak heran jika kasus bullying yang dialami korban pada satu tempat biasanya akan tetap ia alami di tempat lainnya.

Melalui film horor ini, saya dapat melihat dampak apa yang bisa dihasilkan dari fenomena bullying yang terjadi di suatu tempat. Ditambah lagi dengan terlalu longgarnya aturan kita dalam bermedia sosial. Seseorang dapat dengan mudah menghina orang lain yang tidak dikenalinya secara dekat. Belakang bullying culture ini pun dimanfaatkan secara politik oleh orang-orang tertentu dengan membuat profesi baru yaitu BuzzerRp. Tentunya kita tidak ingin menunggu sampai timbul ungkapan karna bullying negara pun menjadi genting. Saatnya kita semua berbenah, memperbaikinya mulai dari diri sendiri bagaimana adab kita dalam bermedsos.

Sampai nanti akhirnya kekuasaan ditangan orang-orang baik, sehingga tidak menjadikan BuzzerRp sebagai tameng kekuasaan dia. Wallahu'alam.

Abu ShanuMaryam
(Anggota Agupena DKI/Peneliti CIGS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun