Mohon tunggu...
Langit Muda
Langit Muda Mohon Tunggu... Freelancer - Daerah Istimewa Yogyakarta

Terimakasih Kompasiana, memberi kesempatan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saatnya Mengembalikan Keseimbangan

13 Mei 2021   20:33 Diperbarui: 13 Mei 2021   20:45 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu
Kita berharap Lebaran segera tiba

Sekarang
Kita berharap segera memperoleh THR

Dulu
Kita berharap bisa segera bertemu kakek nenek
Disayang dimanja kakek nenek
Kita berharap bisa segera bertemu saudara sebaya
Bermain sepuasnya dengan saudara-saudara

Sekarang
Kita berharap bisa segera bertemu orang tua
Menunjukkan jerih payahnya membiayai kita tidak sia-sia
Kita berharap bisa memamerkan pada mertua dan sanak kerabat
Simbol-simbol kesuksesan yang pernah dipertanyakan
Kita berharap bisa mempertontonkan kehebatan pada tetangga
Sebagai balas dendam atas kenyinyiran di masa silam

Dulu
Bulan puasa adalah perjuangan
Lebaran adalah kemenangan

Sekarang
Kita masih berjuang memaknai kemenangan
Kita masih enggan melepas segala beban keterikatan

Di mana sebenarnya letak kemenangan itu?
Apakah keleluasaan untuk pelampiasan?
Apakah kesempatan untuk meluapkan ego?
Ataukah kesadaran akan pengendalian?

Untuk mengembalikan keseimbangan alam
Dunia tidak memerlukan pengendali air, api, angin, dan bumi
Kita hanya memerlukan perjuangan di dalam diri
Perjuangan untuk pengendalian diri

Kitalah para avatar
Pengendali air, api, angin, dan bumi di dalam diri
Berapa banyak latihan sudah menempa?
Sudahkah itu mencerahkan kesadaran?
Sudahkah mampu melepaskan belenggu keterikatan?

Sadari kemampuan sejati kita
Setialah pada pengendalian diri
Kembalikan keseimbangan

WYATB GBU ASAP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun