Salam olahraga.
Salam bulutangkis.
Halo Badminton Lovers.
Beberapa tahun belakangan ini, dalam turnamen-turnamen superseries, untuk sektor ganda putri, praktis kita hanya menumpukan beban pada Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Greysia/Apriyani, saat ini peringkat 6 BWF, juga mulai keteteran menghadapi gelombang serbuan WD Jepang yang bagaikan tak pernah surut.Â
Sementara, WD kita berperingkat terdekat dengan Greysia/Apriyani, yaitu Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta (saat ini peringkat 18 BWF), perkembangannya serasa mentok.
Dari segi usia kedua WD teratas kita tersebut, bisa dilihat:
- Greysia Polii: kelahiran 1987
- Rizki Amelia Pradipta: kelahiran 1990
- Della Destiara Haris: kelahiran 1992
- Apriyani: kelahiran 1998
Selepas Olimpiade 2020, kemungkinan besar Greysia Polii akan pensiun. Dan tak lama akan disusul Rizki Amelia Pradipta. Pelatih perlu mulai memikirkan siapa yang cocok dipasangkan dengan Apriyani.
Mungkin coach Eng Hian, dan asistennya, Chafidz Yusuf, termasuk yang paling pusing, sudah membongkar pasang sekian pasangan, dengan bermacam racikan, tetapi belum ada yang mampu menunjukkan progress yang cukup menjanjikan.Â
Masuknya Nitya Krishinda, peraih emas WD Asian Games 2014, ke tim kepelatihan, dengan pengalamannya sebagai pemain, diharap mampu meningkatkan prestasi WD kita.Â
Apalagi melatih WD cukup kompleks, perlu seni tersendiri, dengan faktor non teknis yang dominan. Istilahnya, kalau pemain putra hari ini latihan dibentak-bentak, besoknya masih datang seperti biasa. Tetapi kalau pemain putri hari ini latihan dibentak-bentak, besoknya bisa-bisa tak datang lagi.
Kabar gembira muncul dari turnamen Yuzu Indonesia Masters 2019 (turnamen kelas BWF100), yang berlangsung 1-6 Oktober 2019. Secara keseluruhan hasil turnamen memang kurang menggembirakan.Â