Memiliki anak laki-laki yang memasuki masa remaja, membuat saya harus mempersiapkan diri untuk membekalinya dengan pendidikan seksual.Â
Pendidikan seksual ini harus diberikan oleh saya selalu orang tua agar dia tak salah mendapatkan informasi.Â
Sudah terbayang sulitnya menyampaikan itu karena bagi sebagian orang hal yang tabu.
Stigma tabu lah yang kemudian membuat banyak anak remaja tak mendapatkan pendidikan seksual dari rumah.Â
Bekal pendidikan seksual yang kurang membuat banyak anak remaja salah langkah.Â
Gelora ketertarikan pada lawan jenis membuat anak remaja penasaran mencoba hal yang membangkitkan libidonya jika tak diberi pengertian.Â
Jika saya saja yang tinggal di kota dan memiliki akses informasi meluap untuk memberikan pendidikan seksual itu masih sulit, apalagi mereka yang tinggal di daerah terpencil.Â
Itulah mengapa saya salut pada sosok Mariana Yunita Hendriyani Opat, pendiri Tenggara Youth Community yang melahirkan Bacarita Kespro.Â
Di Nusa Tenggara Timur sekitar dirinya merangkul 500 remaja yang tidak punya akses terhadap sumber informasi pendidikan seksual dan komunitas untuk menceritakan persoalan pendidikan seksual.Â
Kesulitan mereka untuk menceritakan persoalan pendidikan sosial membuat pelecehan seksual kerap terjadi di sana.Â