Jika Seorang ustadz sering kali muncul tampilan sorban , peci, sarung bahkan mungkin baju koko, namun tidak dengan Ustadz panutan saya, Evie Effendi.
Penceramah dari Bandung ini tampil dengan gaya casual. Kadang hanya menggunakan kaos, kadang berkemeja, dan seringnya bercelana jeans.
Penampilan seperti ini, tentunya akan mempermudah dirinya untuk masuk ke kalangan manapun. Karena sesungguhnya kebenaran itu diperlukan oleh semua orang, bukan cuma orang yang pergi ke mesjid semata.
Hijrah dari seorang lelaki yang memiliki masa kelam, membuat Ustaz Evie Effendi lebih bisa memahami kegelisahan orang-orang yang sedang tidak dekat dengan Allah.
Jika penceramah lain besar dari gemblengan Pesantren, maka Ustaz Evie Effendi malah jadi lulusan penjara Kebon Waru Bandung.
Merasakan dinginnya penjara di tahun 2000 saat usianya 24 tahun, menjadi titik balik Evie Effendi dalam mengenal Allah.
Disanalah beliau mulai rajin shalat dan dzikir. Melihat ibundanya, tak lelah menyemangatinya sambil berdoa dan menitikkan air mata, membuat ustadz Evie Effendi sadar telah melukai wanita yang telah berkorban nyawa dalam melahirkannya ke dunia.
Berangkat dari orang sesat membuatnya bersungguh-sungguh mendalami ilmu agama. Tanpa ragu ustadz Evie Effendi mengaji dari satu mesjid ke mesjid lain.
Sebutan  ustadz Gapleh alias Gaul Tapi shaleh yang melekat pada dirinya disebabkan cara menyampaikan ilmu agamanya yang tak seperti menggurui namun lebih ke diskusi.
Ustadz Evie Effendi kemudian mendirikan Gerakan Pemuda Hijrah. Melalui gerakan ini dia bersafari dari mesjid ke mesjid, dan ceramahnya selalu dipenuhi oleh kawula muda.
Ustadz Evie Effendi berusaha merangkul juga  para pelaku kejahatan, pemakai narkoba bahkan anggota geng motor di Bandung.
Selain menghadirkan fisik dalam mensyiarkan ilmu agama, ustadz Evie Effendi juga aktif di media sosial.
Akun instagramnya sudah memiliki Follower lebih dari 900 ribuan dan aktif memposting ilmu agama dengan gayanya yang santai.
Bukan cuma tema agama, namun ustadz Evie Effendi menyentil juga tema sehari-hari yang terjadi.
Itulah mengapa saya kagum dengan ustadz Evie Effendi dengan tampilan santainya, orang yang membutuhkan ilmu agama tapi merasa dirinya banyak dosa lebih berani tentunya dibanding ustaz yang sedari awal melengkapi dirinya dengan atribut sebagai ustadz.
Cara menyampaikan materi agamanya yang sederhana apalagi kadang kental dengan logat sunda, membuat majelisnya enak menerima materi.
Selain itu ,jejak hidupnya yang berangkat dari pendosa seperti kita kebanyakan, membuat Ustadz yang satu ini bisa lebih memahami kesulitan kita dalam mendekatkan diri dengan Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H