Dahulu kala,Â
Mimpiku banyak
Salah satunya
Bertemu bintang
Di tengah masa
Mimpiku dijegal
Oleh angkuhnyaÂ
sepasang makhluk Dewasa
Yang memilih jalan berbeda
Kemudian tangis menemaniku
Kesepian  hinggap
Aku  merangkaki hari
Bernafas sesak di lautan nyawa
Mimpi bintangku terkubur
Hanya sanggup mengintip langit
Dan mencicipi rumput
Itupun tanpa tawa
Aku tak punya nyali
Mengambil awahan ke gunung
Secepat kilat melompat
Dan menyalami bintang
Andaikan bulan mau memayungiku
Matahari sigap menjagaku
Awan awan mengantarku
Mungkin bintang yang mengalah
Bintang kini sebatas mimpi
Mendung yang sering menemanu
Hujan kadang menghampiri
Mendung sesekali mengejar
Sudah kusimpan mimpi bintang
Detik ini 1,2 jenak tercetak sudah prestasi
Bisa menghabisi hari tanpa keluh dapat membagi waktu dengan tawa
Jikapun kelak bintang datang
Bisa jadi aku sudah khilaf
Mungkin takan kusambut
Malah bisa jadi kututup kabut
Mimpi bintang
Hanya dongeng anak hilang
Mimpi bintang
Hanya angan budak derita
Itu dulu
Saat bukan lagi aku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H