Andaikan saya kebagian dana membedah rumah alias Swadaya Pemerintah, saya pasti bakal teriak hore.
Kalau ditanya mau ga dapet dana  swadaya Pemerintah ? Ya mau lah ! Meskipun saya saya masih beruntung bisa memiliki rumah yang uang mukanya terjangkau, dan cicilan hanya 400an saja, namun ternyata masalah belum selesai sampai dipunya rumah.
Andai dana Swadaya Pemerintah menyapa saya akan pergunakan dengan baik untuk renovasi rumah . Maklum Untuk ditinggali ya rumahnya harus di renovasi. Rumah cicilan dengan subsidi yang saya miliki ternyata "apa adanya"Â
Kualitas tembok yang tak kuat, lantai yang asal terhampar, membuat rumah cicilan saya sudah merapuh. Â Sehinggan jika ada dana swadaya pemerintah mesti langsung saya benahi rumah.
Sudah 2 tahun ini rumah tersebut tidak saya tinggali. Pandemi memaksa saya dan keluarga tinggal kembali di rumah mertua. Hitungan biaya kehidupan jika saya tinggal di mertua lebih ekonomis dibanding di rumah sendiri.
Meninggalkan rumah selama itu ternyata membuat rumah saya "mengrusak". Atap pelapon kamar utama (bangunan asli perumahan) sudah habis setengahnya. Entah karena ada kucing atau tikus yang berantem di sana, atau memang hujan angin yang meruntuhkannya.
Akhirnya niat kembali ke rumah dicancel dulu karena ngeri juga kalau pas tidur enternitnya runtuh. Mana sekarang kamar mandi juga mengalami nasib sama, atapnya runtuh juga akibat atap bocor. Jadi kalau mau ke kamar mandi saat hujan, maka jangan lupa membawa payung.
Ya, memang katanya rumah kalau lama yak ditinggali lebih rawan mengalami kerusakan. Lembabnya udara dan air hujan menambah kerusakan rumah.
 Mungkin saya dan suami  harus menabung dulu untuk merenovasi rumah sehingga saya bisa kembali pulang bersama keluarga, kecuali saya dapat dana swadaya pemerintah. Heheheh...ngarep!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H