Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Kimia

Seorang suka ngajarin kimia, demen nulis , plus hobi bikin konten

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta dalam Cerita Puteri Duyung

6 November 2021   17:49 Diperbarui: 6 November 2021   17:52 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mama..mau ceritanya doong!" Rengek anakku Miyu malam ini.


"Boleh mau cerita apa?"tanyaku sambil mengambil posisi enak di sampingnya

"Putri Duyung!" Jawabnya bersemangat sambil menyodorkan buku cerita puteri duyung padaku.

"Loh,ga bosen apa?"

"Enggak lah!" Jawabnya riang. Aku spontam tertawa sambil mengacak-acak poninya.

" Di bawah lautan,hiduplah seorang puteri duyung yang cantik jelita, namanya Aurel, Aurel bukan hanya cantik tapi juga punya suara yang indah. Dia adalah puteri bungsu dari raja lautan. Jika kakak-kakaknya begitu senang tinggal di lautan ,maka tak begitu dengan Aurel. Dia ingin sekali mengunjungi daratan. Dia ingin menjadi manusia. Keinginannya semakin kuat ketika pada suatu hari dia menolong seorang pangeran yang nyaris mati karena kapalnya tenggelam. Aurel hanya bisa mengantarkan Pangeran tampan ke tepi pantai.." aku melirik gadis kecilku berharap dia sudah mulai tidur. Ternyata matanya masih  terlihat terbuka dan antusias mendengar cerita berikutnya.
Ketika aku akan meneruskan bercerita,tiba-tiba ada ketukan pelan dari arah pintu dan tak lama suamiku masuk.

"Ma ,ada Bu RT tuh nyari!"

"Ada apa?"tanyaku sambil menutup buku.

"Ya mana Papa tahu,ayo temui saja dulu!"pinta suamiku.

"Jangan,mama kan belum selesai bercerita!"rengek puteriku.
Aku dan suamiku berpandangan.

"Dah biar Papa yang terusin ceritanya ya,"tawar suamiku.

"Asyiiiik!" Anakku menyambut girang.
Akupun segera ke depan. Untungnya suamiku bisa menggantikan peran dalam hal memberi dongeng sebelum tidur.

Aku menemui Bu RT di ruang tamu. Ternyata bu RT hanya bermaksud memberikan surat undangan saja tanpa maksud apapun. Dasar aja suamiku ke geeran disangkanya Bu RT mau minta sumbangan. Setelah basa-basi untuk menikmati minuman teh Bu RT tolak,Bu RTpun pamit pergi. Akupun kembali menuju kamar puteriku.

Tadinya aku akan segera masuk dan meneruskan cerita puteri duyungku. Namun saat semakim dekat kamar kudengar suara Miyu cekikikan.

Kuurungkan niat masuk dan menguping pembicaraan mereka saja. Aku ingin tahu apakah suamiku meneruskan bercerita atau tidak.

"Puteri duyungnya mau minta tolong penyihir supaya dia bisa jadi manusia.."terdengar suamiku berhenti sejenak.

"Terus?" Tanya Miyu tak sabar.

"Nenek sihir menolak,soalnya dia sudah niat pensiun"

"Kenapa pensiun?"tanya si kecil.

"Maklum udah mulai pikun,jadi sering salah mantera. Akhirnya banyak yang melaporkan ke polisi!"
Miyu terdengar tertawa.

"Ah,Papa bohong!"

"Eh,serius..tapi karena puteri duyungnya merengek jadi aja Nenek sihir meluluskan permintaanya..dia mengucapkan mantra-mantra dan.. dan..dan.." suamiku sengaja menggantung cerita.

"Dan..apa ?" Miyu penasaran. Sementara aku cekikikan.

"Dan setelah mantera selesai,puteri duyung berubah jadi orang..tapi.."

"Tapi apa?"

"Tapi orang-orangan sawah!" Kata suamiku sambil terbahak-bahak.

Ampuun cerita puteri duyungnya suamiku tak sesuai dengan cerita puteri duyung versiku.

"Stop,stop stop!" Teriakku sambil masuk.
Suami dan Miyuku masih asyik tertawa.

"Dah ah de ceritanya segitu aja ya,dah jam 9,Miyu tidur ya!"

"Ya..Mama..!"

Meskipun kecewa Miyuni pun mengangguk dan segera menarik selimut. Setelah mendapatkan kecupan dari kami berdua diapun tertidur.
Aku menarik suamiku untuk keluar. Khawatir dia meneruskan cerita puteri duyungnya.
Meskipun berbeda namun versi yang dia ceritakan memang ada.

Yang dia ceritakan adalah puteri duyung yang kumainkan di pementasan drama komedi saat SMA dulu. Ceritanya versis begitu.

Bisa ditebak siapa yang memerankan puteri duyungnya siapa? Ya betul memang aku.

Dan jadi apakah suamiku di drama puteri duyung itu?bukan..bukan pangeran..melainkan menjadi nenek sihir. Demi mendekatiku dia ambil peran itu yang seharusnya dimainkan oleh Nita temanku. Beberapa lembar ribuan berhasil dia tukar untuk peran itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun