"Asyiiiik!" Anakku menyambut girang.
Akupun segera ke depan. Untungnya suamiku bisa menggantikan peran dalam hal memberi dongeng sebelum tidur.
Aku menemui Bu RT di ruang tamu. Ternyata bu RT hanya bermaksud memberikan surat undangan saja tanpa maksud apapun. Dasar aja suamiku ke geeran disangkanya Bu RT mau minta sumbangan. Setelah basa-basi untuk menikmati minuman teh Bu RT tolak,Bu RTpun pamit pergi. Akupun kembali menuju kamar puteriku.
Tadinya aku akan segera masuk dan meneruskan cerita puteri duyungku. Namun saat semakim dekat kamar kudengar suara Miyu cekikikan.
Kuurungkan niat masuk dan menguping pembicaraan mereka saja. Aku ingin tahu apakah suamiku meneruskan bercerita atau tidak.
"Puteri duyungnya mau minta tolong penyihir supaya dia bisa jadi manusia.."terdengar suamiku berhenti sejenak.
"Terus?" Tanya Miyu tak sabar.
"Nenek sihir menolak,soalnya dia sudah niat pensiun"
"Kenapa pensiun?"tanya si kecil.
"Maklum udah mulai pikun,jadi sering salah mantera. Akhirnya banyak yang melaporkan ke polisi!"
Miyu terdengar tertawa.
"Ah,Papa bohong!"
"Eh,serius..tapi karena puteri duyungnya merengek jadi aja Nenek sihir meluluskan permintaanya..dia mengucapkan mantra-mantra dan.. dan..dan.." suamiku sengaja menggantung cerita.