Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Apa Sih Manfaat dari Memaafkan?

13 Mei 2021   19:22 Diperbarui: 13 Mei 2021   19:27 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah sudah Idul fitri ya pemirsa. Sudah berapa kupat yang dilumat? Sudah berapa toples kue yang dikunyah, sudah berapa gelas sirop yang diseduh? Tapi yang terpenting, sudah berapa hati yang dimintai maaf dan dimaafkan?

Dimaafkan oleh hati ya bukan hanya lewat lisan. Hayo adakah diantara kita yang menyambut perminyaan maaf seseorang namun hati masih tak bisa memaafkan?

Loh, emang Salah kalau sebenarnya kita belum bisa memaafkan seseorang? Ya enggak lah tapi, kita mesti tahu alasan kita sulit memaafkan

Pertama, kita memang terbiasa mengenang masa silam

Ketika ada orang yang berbuat salah pada kita di masa lalu, mungkin kita mengenang masa itu dan  otak kita terus menerus mengulang kejadian itu , kita memikirkan hingga berjam-jam  apa yang harusnya dilakukan kala itu.

Bisa jadi sebenarnya kita sempat melupakan kesalahannya, tapi ketika melihatnya di media sosial, atau bertemu dan menatapnya sedang tertawa-tawa rasa kesal itu hadir lagi.

Memaafkan akan menjadi hal yang berat kita terbiasa mengungkit luka lama. Pada akhirnya luka itu akan sulit sembuh kan?

Bisa jadi kejadiannya hanya sebentar atau sekali atau hal sepele.  Bisa jadi kesalahannya juga dilakukannya tanpa sengaja, tapi ketika kita senang mengenangnya lagi dan lagi .  

Bahkan jia kita menceritakannya pada banyak orang, sambil tak berhenti menyalahKan pelaku, maka memaafkan menjadi hal yang susah untuk dikerjakan

Kedua, marah menjadi alasan kita untuk sulit memaafkan

Ketika orang tersebut menyakiti kita dan semua orang mengamini perbuatannya pada kita memang salah, maka kita merasa berhak untuk marah. Perasaan itu akan mempersulit hati kita untuk memaafkannya.

Karena kita merasa benar dan dia salah karena tega menyakiti kita , maka ketimbang ketemu untuk menyelesaikan masalah kita memilih menyindirnya atau memilih tak lagi mau menyapanya.

Ketiga , merasa harga diri  tinggi menyulitkan kita  untuk memaafkan

Kita merasa kesalahannya fatal, dan rasanya kok enak aja kalau dia begitu mudah dimaafkan.  Ego tinggi menjadikan kita tidak mau mendengar alasan apapun darinya. Kita merasa dia tak pantas untuk dimaafkan.

Atau bisa jadi kita memang menikmati peran jadi korban, apa yang dilakukannya melukai kita, kita menderita dan kita nyaman dengan itu

Keempat, orang yang melukai kita cuek-cuek aja dan tak terlihat menyesal

Ini terjadi pada orang yang sering meyakiti berulang meskipun kita sudah memaafkan, atau dia enggak ngerasa bersalah dan menganggap kitanya saja yang berlebihan jika sampai menjadikannya apa yang dia lakukan sebagai kesalahan.

Atau kita merasa dia meminta maaf hanya sebagai formalitas di hari raya saja tanpa hati cuma sekedar tradisi

Kelima, kita merasa harus balas dendam atas apa yang dilakukannya

Bisa jadi kita merasa dia jual ya dah kita beli. Dia yang memulai maka kita pantang mengakhiri. Atau kita merasa enak saja kalau sekarang dia bahagia padahal dulu dia membuat kita tersiksa,dka harus merasakan sakit yang kita rasakan akibat perbuatannya

Perasaan ini tambah mempersulit kita untuk memaafkannya.

Foto:Irma Tri handayani
Foto:Irma Tri handayani
Gimana,apakah semua alasan tadi memang kita rasakan ? Nah,loh kalau iya bagaimana dong caranya kita bisa memaafkan dengan sepenuh hati?

Pertama, kita harus ingat bahwa tak ada satupun manusia yang sempurna, kita pernah salah seperti halnya dia. Hayo kita juga pasti pernah menyakiti orang lain kan?

Jika kita dikondisi dia dimana kita menyakiti tanpa sengaja apakah kita mau dimaafkan? Nah, memposisikan kita di tempatnya bisa mempermudah memaafkan.

Kedua, jangan pernah lagi berpikir untuk  balas dendam. Jika memang kita sulit melupakan kesalahannya setidaknya tak perlu rencanakan balas dendam. Upaya balas dendam akan menjadi racun untuk kita sendiri.Balas dendam malah membuat kita ama tidak baik dari dia. 

Ketiga, percayalah seiring waktu berjalan, kita  akan sanggup memaafkannya

Memang memaafkan itu tak mudah, ibarat kayu yang sudah tertancap paku, meskipun paku itu sudah tercabut tapi bekas lubabnngnya kan masih ada.

Kalau misalnya memang berat melupakan apa yang sudah dia lakukan pada kita ya sudah biarkan saja waktu yang akan menyembuhkan kita meskipun perlahan.

Kita tak perlu menemuinya untuk berapa lama sampai kita tenang dan bisa melupakan.  Menjaga jarak dengan orang yang menyakiti kita bisa jadi cara terbaik. Apalagi kalau dia tak merasa bersalah padahal sakit yang dia buat bikin hati berdarah-darah

Jika memang betul-betul sulit memaafkan ya sudahlah bagaimana lagi?

Kalau memang kesalahannya teramat sangat parah dan kamu sulit memaafkan ya bagaimana lagi, yang penting hapus keinginan untuk membalas dendam padanya.

Tak usah diceritakan ulang lagi kejahatannya pada orang lain karena itu akan lebih menyakiti kita. Merelakan semua yang telah terjadi lebih baik untul hati. Lebih baik kita fokus pada masa depan. 

Sebenarnya bagaimana cara memaafkan yang baik dan benar?

Foto : Irma Tri Handayani
Foto : Irma Tri Handayani
Memaafkan itu sebenarnya berhenti mengingat  masa lalu, masa  dimana kamu pernah merasakan rasa sakit  dan merana.

Memaafkan itu artinya kita merubah usaha dari menyalahkan orang lain yang sudah menyakiti menjadi proses recovery hati. Ketika kita memaafkan maka kita lebih memperhatikan hati kita sendiri.

Memaafkan artinya melepaskan perasaan"awas ya, nanti kamu bakal merasakan apa yang kamu rasakan!"

Jangan takut oleh perasaan bahwa kalau kamu memaafkan berarti kamu sudah melupakan.

Memaafkan sesungguhnya nermanfaat untuk hati kita sendiri buka orang lain.  Proses memaafkan sebenarnya penendangan rasa sakit di hati. Ketika  kejadian itu terngiang kembali, kita sudah lebih kuat dan tak lagi terpengaruh.

Memaafkan bukan berarti rasa sakit hati harus dihilangkan loh!

Enggaklah, sakit hatikan manusiawi, kalau kita tak bisa memaafkan sekatang, ya jangan dipaksakan.  Pastikan rasa emosi dan sakit itu mereda baru belajar mrmaafkan. Karena buru-buru juga tidak baik.

Apakah dengam memaafkan artinya kita memaklumi perlakuannya?   Ketika kita sudah memaafkan dan memintanya untuk tak mengulangi lagi, tapi dia mengulangi maka kita boleh menutup kesempatan untuk menjalin hubungan kembali . Tenang, memaafkan bukan berarti semua kembali ke seperti semula.

Kejadian yang tidak menyenangkan bisa kamu jadikan pelajaran. Kita perlu melakukan pencegahan agar kejadian atau kesalahan orang lain yang menyakiti kamu nggak terjadi lagi.

O,ya ternyata ahun 2014 pernah digelar penelitian psikologi  untuk mengetes kebugaran tubuh pada 160 orang responden yang pernah disakiti.

 Hasilnya mencengangkan, responden yang berhasil memaafkan kesalahan dari orang yang menyakitinya ternyata mampu menyelesaikan tes kebugaran dengan baik dari responden yang tidak bisa memaafkan.

Ilustrasibdiolah picsart. Dokumen pribadi
Ilustrasibdiolah picsart. Dokumen pribadi
Kesimpulannya, memaafkan itu ternyata bermanfaat untuk tubuh kita sendiri

Jadi yu, kita belajar memaafkan, karena konon yang sulit adalah memaafkan bukan meminta maaf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun