Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Koridor Panjang Masjid Al-Furqon, Ini Saksi Religi dan Akademi Anak UPI

30 April 2021   16:27 Diperbarui: 30 April 2021   16:44 4062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koridor Panjang di Mesjid Al- Furqon UPI Bandung. Foto: Irma Tri Handayani

Diminta membahas mesjid favorit saya jadi ingat sebuah mesjid bernama Al- Furqon. Mesjid ini terletak di kawasan kampus Universitas Pendidikan Indonesia tempat saya dulu menyelesaikan bangku kuliah.  Yu yang alumnni UPI mari sini kita bernostalgia.

Masjid ini awalnya berbentuk sederhana dengan desain atap masjid tanpa kubah, pola repetitif yang sederhana pada muka bangunan, penggunaan warna-warna kebumian banget.

Namun pada tahun 2004 selepas saya lulus , masjid ini direnovasi secara total dan diubah tampilan masjidnya secara keseluruhan. 

Proyek renovasi ini dilakukan dalam rangka modernisasi fisik kampus yang diberi suntikan dana oleh Islamic Development Bank (IDB). 

Sebenarnya  tampilan bangunan saat ini jauh berbeda dari tampilan bangunan lama. Namun begitu saya yakin ruh nya mesjid ini selagi saya kuliah masih tersimpan sama.

Masjid Al Furqan Universitas Pendidikan Indonesia memiki sejarah cukup panjang seiring dengan perubahan kampus sejak dari PTPG, IKIP hingga menjadi Universitas Pendidikan Indonesia.  Ya, saya masuk dulu namanya masih IKIP Bandung, namun saat lulus saya jadi alumni UPI keren kan?

Semula masjid Al Furqon hanyalah sebuah  musholla kecil yang didirikan pada tahun 1964 saat itu namanya nama Mushalla At-Tarbiyah. Mushala ini  hanya sanggup menampung paling banyak 20 orang jama'ah.

Mushola sekekecil itu ternyata memiliki ramai kegiatan.   Mulai dari kajian keagamaan rutin, seperti kajian tematis (akhlak, tauhid, sirah nabawiyah, fiqih, dan kajian-kajian  keislaman ). 

Perkembangan selanjutnya, di masa kepemimpinan Rektor IKIP Bandung saat itu yakni Prof. Drs. H.M. Nu'man Somantri, M.Sc., bersama  kalangan sivitas akademika IKIP lain merencanakan pendirian masjid kampus yang lebih representatif

Mesjid Al Furqan dengan lokasi di atas Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) dengan arsitektur masjid yang khas karya arsitek kenamaan asal ITB yakni Ir. Ahmad Noe'man yang jebolan arsitektur ITB tahun 1958. 

Letak Al-Furqon yang berada di paling depan dekat dengan gerbang utama UPI konon jadi pengharapan  bahwa siapapun yang masuk ke UPI mesti masuk dengan cara yang baik, dan keluar dari kampus selepas wisuda juga dengan keluar yang baik pula.

Mesjid Al- Furqon yang kemudian jadi ikon  dari IKIP Bandung itu akhirnya berdiri.

Sumber: islamiccenter.upi.edu
Sumber: islamiccenter.upi.edu

Adanya kebijakan Rektor dimana pada saat itu untuk menghentikan semua kegiatan administrasi dan akademik saat waktu shalat dzuhur menjadikan Masjid Al Furqan ramai oleh orang yang melaksanakan shalat berjamaah.

Karena terjadi perkembangan kelembagaan dari IKIP Bandung menjadi Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 1999, maka dalam masa silih bergantinya kepemimpinan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia terjadilah penyempurnaan Masjid Al Furqon dari waktu ke waktu. Al- Furqon semakin cantik dan elegan.

Tujuannya untuk lebih memberikan rasa nyaman kepada Jama'ah untuk melaksanakan ibadah shalat khususnya dan ibadah lainnya di Masjid Al Furqan

Hal tersebut patut disyukuri oleh keluarga besar sivitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia, bahwa Masjid Al Furqan sebagai Masjid Kampus, bagian tak menyatu dari Universitas Pendidikan Indonesia, sebagai laboratorium Pendidikan Indonesia , termasuk saya.

Saya bangga tentunya pernah menjadi bagian jamaah mesjid Al- Furqon. Nah ada  akan sedikit membagikan kenangan yang coba saya ceritaka ulang.

Pertama, tentu saja saya  shalat 5 waktu di mesjid  ini jika kebetulan masih di kampus karena ada jam kuliah.

Nah ada sedikit cerita seru nih . Saat itu  ( bisa jadi sekarangpun masih) maling sepatu sedang meraja lela.  Banyak teman yang pergi kuliah pake sepatu begitu ke mesjid eh sepatunya ada yang menggondol. 

Dan ternyata maling tak hanya membidik sepatu, tas mahasiswi pun mereka jadikan sasaran. Konon modusnya mereka ada yang berpura- pura jadi akhwat menggunakan jilbab lebar agar  mangsanya terkecoh.

Saya sih alhamdulillah belum pernah tergasak maling sepatu, walaupun  sepatu saya juga tak menggoda di mata maling namun saya selalu siap sedia membawa kantong plastik. 

Jadi sepatu selalu saya masukkan tas ransel, kemudian tas juga tak pernah dilepas saat di tempat wudlu, konon katanya malingnya berkeliaran disitu juga selain ada yang nekad  juga ditempat sholat memanfaat kan suasana khusyu saat shalat jamaah.

Al - Furqon juga tempat saya menunggu jam kuliah masa awal.  Kalau ada jeda waktu lama menunggu jam kuliah berikutnya maka saya akan duduk di koridor Al- furqon. Sebagai warga Bandung asli saya memilih pulang pergi sehinga tak bisa pulang dulu ke kamar kostan seperti teman lain. Makanya saya pilih rehat di Al-Furqon saja.

Namun hati- hati di jam shalat.  Kalau kita bandel nongkrong.-nongkrong di situ ada petugas yang sengaja menyemprotkan air di koridor untuk mengusir halus mahasiswa mahasiswi yang masih asyik ngobrol di jam shalat.

Sepanjang koridor Al- Furqon selain sering digunakan untuk mengerjakan tugas kuliah. Selain kegiatan akademisi ada juga kegiatan religi  seperti kegiatan tahsin dan tahfiz.

Kalau sedang duduk- duduk selonjoran gitu saya lapar, maka tak perlu khawatir barisan pedagang baso tahu dan cuankie siap menyodorkan mangkok dengan harga merakyatnya.

UPI yang kala itu memang banyak memiliki mahasiswa-mahasiswa religi menjadikan Al- furqon sebagai base camp tentunya.

Sekian nostagia saya denga Al- Furqan mesjid favorit masa kuliah. Ah jadi kangen saya pada mesjid Al-Furqon jadinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun