Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mr and Mrs Semen

31 Oktober 2020   20:26 Diperbarui: 31 Oktober 2020   20:47 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dioalh dari screenertv.com

Hanya pergi dan pulang bekerja saja yang tak bersamaan. Sepertinya tempat bekerja kami yang jaraknya berjauhan menyebabkan kami tak pernah satu arah.

****

Pagi ini kami bangun kesiangan. Mengobrol semalaman bersama anak-anak kami lewat telepon membuat kami tidur terlalu larut.

Kamipun terburu-buru pergi bekerja. Sama-sama tak sempat mandi dan sama-sama tak sempat sarapan. Kami berdua pergi setengah berlari menuju jalan raya.

"Kamu duluan deh say!" Pinta suamiku saat angkot biru yang akan kunaiki berhenti. Aku sedikit heran.

 Biasanya dia selalu duluan untuk menaiki angkot. Tanpa banyak tanya akupun segera menaikin angkot setelah mencium tangannya dan melambaikan tangan.

Ah,semoga saja jalanan hari ini lancar dan bersahabat. Aku berharap tak terlambat tiba di tempat kerja.

Bukan apa-apa, aku baru saja pindah tempat kerja. Rasanya enggak enak juga sama bos kalau sampai telat di hari pertama. Harapanku terkabul. Jalanan lancar pagi ini. Kalaupun sedikit tersendat hanyalah di lampu merah.

Di perempatan lampu merah kedua mataku seperti menatap penampakkan suamiku di dalam angkot yang persis sama dengan angkotku,angkot biru. Ah,mungkin hanya mirip,pikirku.

Setengah jam kemudian akupun tiba di tempat kerja baruku. Setelah berbasa -basi dengan bos baruku akupun berganti baju. 

Memang aku tak pernah menggunakan baju kerja dari rumah. Ya mana mungkinlah, baju untuk bekerjaku kan hanya kaos oblong pudar dan celana pendek yang juga jauh dari kesan bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun