Beberapa menit kemudian kue putu siap,dan langsung disatu tempatkan dengan kue klepon.Â
Si mamangpun pergi dengan juitan pemasak putu. Saya dan 3 bocah segera menikmati cemilan yang kami beli. Entah mengapa kali ini saya memilih klepon untuk dikunyah duluan.Â
Dan memang rasa klepon tuh enak. Kejutan "crot" dari gula yang tergigit jadi sensasi tersendiri.
Untunglah si bungsu yang umurnya 2 tahun memakan klepon dengan menggigit sebentar,lalu mengambil klepon baru alias mengacak sehingga saya tinggal menghabiskan saja bekas gigitannya karena kakak-kakaknya jelas menolak kue acak.
Yang ini rejeki emak..
Semoga viralnya kue klepon ini akan menaikkan omzet mamang penjual klepon. Ya kali aja dia bisa gerai klepon. Bisa juga dia memvariasikan klepon yang ada . Semoga dia tak lagi keliling kampung tapi buka toko khusus kue klepon intinya semoga keviralan ini membawa rejeki pada orang-orang yang memang sudah lama menjualnya.
Dibalik daster selesai tulisan tentang kelepon
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H