Tak pernah lagi kepikiran untuk mencari cara agar saya puas. Lelah ini membelenggu. Kalau suami sudah tidur duluan saat malam senangnya bukan main. Artinya saya tak perlu melayaninya di ranjang.
Beda dengan suami. Sebagai lelaki katanya bercinta itu kebutuhan biologis yang memang harus disalurkan. Ada fasenya sperma matang dan siap dikeluarkan. Mungkin disitulah puncak saatnya suami ingin bercinta.
Nah perbedaan sudut pandang itulah yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah. Istri menganggap suami ga bisa empati atas kelelahannya sehari-hari. Sementara suami marah karena merasa istri sudah tidak lagi menginginkannya.
Bercinta dengan berbeda sudut pandang begini takkan memuaskan kedua belah pihak. Hambar tanpa rasa. Hanya sekedar saja.
Padahal bercinta adalah level atas dari pemberian dan penerimaan rasa . Perlu kerja sama yang baik untuk urusan kepuasan.Â
Tidak masalah siapa yang mampu menciptakan kepuasan .
Bagi suami, bangunlah komunikasi yang baik tentang istri . Istri merasa perlu diberikan pujian atas pekerjaan sehari- hari, lalu didengar keluhan istri tentang kesulitannya siang tadi.Â
Kalau istri sudah nyaman,maka colekan suami akan segera dibalas terkaman,percayalah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H