Bukan cuma sakit, tapi juga tak berfungsi baik.
Begitu pula kondisi kita kini. Ketika Covid menyerang kita  ,maka semua sektor kehidupan sakit.
 Namun laksana jempol yang tak bisa dipaksakan untuk bekerja, begitupun kehidupan sosial kita. Suka tak suka kita harus menghapus pola sosial. Kurangi keluar dan jaga jarak.
Kita mencoba patuh untuk di rumah saja agar memutus mata rantai penyebaran virus. Meskipun kemudian ekonomi terpukul dan semua bidang nyaris mati.
Walaupun sudah luka dan sakit, akan ada penurunan rasa sakit dan pada akhirnya penyembuhan.Â
Begitupun kondisi nyata kita. Memang kita terpuruk. Keuangan rumah tangga memburuk ,namun perlahan jika kita menaati aturan, akan terlihat perbaikan. Iya sih, jumlah pasien semakin meningkat, namun yang sembuh semakin banyak dan orang yang berkurang.
Setelah ada proses perbaikan, kuku sayapun mulai tumbuh kembali,meskipun belum sempurna jempol saya sudah lincah memainkan keyboard di ponsel lagi.
Seperti itulah kelak kondisi kita jika kita dispilin menaati aturan, kondisi kehidupan akan membaik,pasien corona semakin berkurang ,dam virus akan bemar-benar pergi. Lewat masa itu kita akan kembali hidup normal.
Jadi jempol aja bisa sembuh kembali begitupun  kehidupan kita.
Tak ada yang kebetulan di dunia ini. 2 monen sakral bagi umat muslim dan Budha terlewati saat masa pamdemi.Â
Umat muslim tengah melewati Ramadan, dan umat budha merayakan waisak.Kedua momen sakral ini semestinya akan mampu menguatkan ibadah kita ke pada sang pencipta dan membuat kita semakin khusyu memanjatkan doa pada Yang Kuasa agar kondisi ini bisa segera pulih.Â
Sekuat  apapun usaha kita tetaplah Tuhan yang akan menggariskan takdirnya. Doa adalah jalan makhluk bergama untuk curhat dan meminta pertolongan.