Satu hal yang tak pernah terpikirkan ketika libur dadakan begini adalah kenyataan bahwa saya harus rajin menyediakan makanan untuk penghuni rumah ,terutama anak-anak.
Jika semula sempat girang karena libur bisa memangkas uang bekal dan ongkos namun tak dinyana pengeluaran pengganti untuk menyajikan makanan itu luar biasa.
Makan yang biasanya cukup sehari tiga kali, sekarang sering jadi nambah. Belum di sela jam makan mereka mengeluh masih lapar hingga cemilan harus selalu ada. Kulkas kembali dibuka tutup.
Makanan untuk mereka khususnya cemilan pada akhirnya harus memenuhi 4 kriteria, enak,mengenyangkan, banyak dan murah.
Jika hanya enak saja namun tak mengenyangkan ya sama saja bohong. Baru sebentar masuk perut,mereja sudah berteriak lapar lagi. Jadinya malah boros karena membuat 2 kali.
Enak lalu mengenyangkan tapi biaya pembuatan mahal,itu juga masalah karena membuat pembengkakan di pengeluaran harian. Emak harus pintar putar otak agar bahan-bahannya murah meriah.
Lalu akhirnya makanan yang cocok dan memenuhi 4 kriteria tadi? Yang pertama adalah bala-bala atau bakwan. Kolaborasi tepung terigu dan sayuran wortel serta kol relatif terjangkau dan membeli sedikit akan jadi banyak.
Lalu pisang dibalut kulit lumpiah. Ini juga murah dan layak jadi andalan. Atau martabak telor yang hanya membutuhkan kulit lumpiah ,telor dan daun bawang.
Rujak, juga alternatif kunyahan yang murah meriah namun rujak hanya seru dinikmati di siang bolong saat panas menyengat.
Semoga hingga selesai masa tanggap covid 19 ini saya tak kehilangan ide untuk meladeni perut -perut kecil mereka yang selalu berteriak lapar.
Dan semoga uang yang semakin menipis karena hanya berasal dari kantong suami,cukup hingga akhir krisis. Perubahan warna dan ukuran uang di tangan cukup menyeramkan.
Jujur saya tak berani berharap banyak dan memilih pasrah serta menikmati,hanya kekuatan doa yang saya harapkan semoga semua keluarga saya sehat,dan ada rejeki untuk kami semua. Amiin..
***
Dibalik daster yang penuh terigu sisa mengolah makanan siang tadi,selesai juga tulisan ringan semacam curhatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H