Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wahai Guru, Jangan Pindahkan Semua Tugas Mengajar pada Kami Para Emak!

23 Maret 2020   02:02 Diperbarui: 23 Maret 2020   01:55 1800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sore tadi saat sedang menemani anak-anak bermain di rumah,masuk pesan dari seseorang teman. Hanya memanggil nama saya,lalu tanpa basa-basi langsung meminta bantuan saya untuk mengerjakan tugas anaknya yang duduk di bangku kelas 1 SMA.

Setelah dikonfirmasi lebih dalam ternyata dia teman saya dulu semasa SMA ,dan belum pernah berkirim pesan sebelumnya meskipun kami berada di satu grup alumni.

Sedikit terkejut tentunya mendapat sapaan dari teman lama. Dan tambah terkejut karena dia memelas minta bantuan pada saya untuk mengerjakan PR anaknya itu. Masalah kemudian adalah tugas anaknya pelajaran fisika ,sementara saya mengajar kimia. Karena tak enak dan kasihan maka sayapun menyanggupi untuk mengerjakan soal PR anaknya tersebut.

Yang saya soroti dari cerita ini adalah,betapa seorang Ibu yang merasa tak mampu membantu secara langsung anaknya untuk mengerjakan soal mencari cara agar anaknya bisa mendapatkan bantuan. 

Hanya berbekal tahu bahwa temannya guru,dia langsung menembak saya untuk membantunya mengerjakan soal. Yang ada dibenaknya cuma satu,anaknya dapat terbantu saat mengerjakan PR. Kenekadan seorang emak demi anak terlihat di sini.

Membantu mengerjakan PR fisika anak tentu tak banyak yang bisa. Apalagi kalau emaknya dulu lulusan jurusan sosial, lah yang jurusan IPA kayak saya aja tetap mati rasa kalau sama fisika. Lebih parah kalau sekolah saja emaknya tak beres .

Selain kasus teman SMA saya ada juga kasus lain milik saya Mbak Anies, tetangga saya. PR seabreg yang diberikan guru anaknya di sekolah membuatnya mengurut dada. Meskipun anaknya baru kelas 2 SD.

Namun karena dulu Mbak Anies ini tak menyekesaikan bangku sekolah dasar, maka dia mengaku tak bisa sama sekali membantu anaknya belajar. Kalau sudah begitu dia sering kelimpungan melihat anaknya kesulitan menyelesaikan tugas. Dia curhat ke saya sambil berkaca-kaca loh itu. Dia merasa sedih tak bisa membantu banyak anaknya karena keterbatasan pendidikan.

Bukan cuma itu,beberapa hari sebelumnya,saya juga menerima pesan permintaan bantuan mengerjakan PR anak. Untungnya yang itu kimia,sebagai ilmu yang memang saya ajarkan,saya dengan mudah memberikan penjelasan dulu sebelum akhirnya mengarahkan cara mengerjakan soal anaknya itu. Proses awal memelas emaknya untuk meminta bantuan itu terjadi di warung saat sedang berbelanja sayur. Dahsyat ya Emak-emak!

Dari 2 kasus yang saya terima,saya juga banyak membaca curhatan para emak sejawat di media sosial,saya memang merasa prihatin pada para emak. Dengan tugas negara seabreg kini selama libur Covid 19, mereka juga harus memiliki profesi dadakan sebagai guru.

Masalahnya bukan hanya 1 pelajaran,dia harus ahli di berbagai bidang pelajaran.

Wahai Ibu Bapak /guru, memang betul selama anak-anak libur sebaiknya anak-anak diberi tugas untuk tetap belajar,tapi jangan pindahkan tugas anda itu pada orang tua siswa-siswi anda! 

Mengajar itu bukan lah hal yang mudah. Mentransferl ilmu itu ada sekolahnya, bukan serabutan seperti yang para emak lakukan.

Bapak/ Ibu guru saja yang mengajar hanya di satu disiplin ilmu,lah ini emak-emak disuruh membabat langsung semua pelajaran wah,gelar apa yang patut disematkan pada mereka jika berhasil?lebih dari master.

Selain materi yang belum tentu mereka kuasai,saat mereka akan mengajar juga waktu memasak,mencuci dan lain-lainnya akan tersita tentunya. Beberapa hari ini banyak yang keteteran.

Memberi tugas silahkan,tapi mbok ya kira-kira. Jangan membabi buta. Sesuaikanlah dengan kemampuan Bapak/Ibu memeriksanya,kecuali memang asal dikumpulkan saja dan tak akan diperiksa. 

Dan satu hal yang jangan Bapak/Ibu lupa, materinya tetap harus diterangkan terlebih dahulu. Sebelum menmberi PR pastikan di grup itu anaknya mengerti dulu,jangan main bagikan tugas bab anu halaman sekian.

Meskipun misalnya pemberian tugas lewat WAG,kan bisa Bapak/Ibu guru membuat video mengajar kan suatu materi. Enggak usah macam-macam,tampak tangan dan tulisan aja cukup yang penting buat seolah-olah Bapak/Ibu  sedang mengajarkan anak-anak didepan mata.

Video pembelajaran. Dokpri
Video pembelajaran. Dokpri
Teknis bisa diakali,krearifitas Bapak/Ibu guru diuji disini. Pastikan setelah mengajarkan materi tersebut anak-anak memang sudah faham,setelah itu baru beri tugas. Lakukan itu terjadwal tentunya agar kegiatan belajarnya terarah,bukan cuma asal beres hari itu terserah jam berapa.

Cara mengajar emaknya tentu jauh dari  Bapak/Ibu guru. Kadang bukannya jadi mengerti eh, emak dan anak malah berantem karenanya. Nah,loh jangan sampai masa tanggap covid 19 benar-benar memisahkan jarak anak dan emak. Banyak banget teman-teman saya sesama emak-emak yang merasa gemes selama proses KBM ala mereka di rumah.

Kemudian selain jangan lupa menerangkan terlebih dahulu,juga jangan terlalu royal dengan jumlah soal. Mentang-mentang libur lalu jumlah soal beranak cucu. Ingat mereka juga perlu bermain!

Beberapa hari ini disinyalir selain bosan karena libur dadakan,anak-anak juga banyak yang mengeluh jengah dengan PR yang seabreg. Lah,anak saya saja mengaku lebih baik sekolah karena dia tam pernah mendapatkan PR sebelumnya seperti sekarang.

Liburan memang semula direncanakan 1 minggu lagi ke depan,namun melihat kondisi yang sepertinya belum kondusif bisa jadi ada wacana penambahan libur. Gosipnya malah sampai akhir Mei.

Horornya masa diam dirumah,jangan diperseram dengan jumlah tugas yang membabi buta. Memastikan mereka menikmati liburan dadakan ini tak mudah.

Kembali ke PR Fisika anaknya kawan SMA saya tadi sore ,syukurlah saya berhasil membantunya mengerjakan. Bisa jadi besok lusa dia bertanya tentang pelajaran lain karena diujung percakapan selain mengucapkan terima kasih dia juga mengirimkan pulsa dengan alasan sebagai cara berterima kasih. Nah, yang ini namanya rejeki tak terduga wk wk wk!

Dibalik daster kuning berbunga merah selesai juga tulisan ringan berasa curhatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun