Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pelukis yang Menggemari Burung Itu Akhirnya Dinafkahi Kucing

6 Januari 2020   15:55 Diperbarui: 6 Januari 2020   16:00 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung pakan burung Permata Hijau blok A .55 Rancaekek Bandung. Foto: Irma Tri Handayani

Demi hobi,apapun di jalani. Begitupun dengan Kakak ipar saya. Entah dari kapan ,tepatnya dia suka memelihara burung. Yang pasti setelah saya menikah dengan adiknya,saya tahu dia pecinta burung.

Namun sebetulnya bukan hanya itu yang saya tahu darinya. Selain pemelihara burung,Kakak ipar saya ini memiliki hobi lain yaitu melukis. Selain sebagai hobi,melukis juga kemudian dia jadikan sumber mata  pencaharian. Kelihaiannya melukis pada objek kaca ,membuatnya bertahun-tahun bekerja hingga ke luar kota.

Lukisan di dinding warung. Foto: Irma Tri Handayani
Lukisan di dinding warung. Foto: Irma Tri Handayani
Jika dia kebetulan mendapatkan job di luar kita,maka otomatis para burung dititipkan pada Bapak atau Ibu mertua. 

Beberapa tahun yang lalu,kakak ipar saya ini akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai pelukis kaca. Entah mungkin karena lelah harus berangkat terus keluar kota, entah karena bosan mengerjakan itu-itu juga. Atau mungkin sudah enggan berpisah dengan burung-burung peliharaanya dan tak enak juga menitipkan terus pada Ayah dan Ibunya.

Setahun dua tahun dia tak ada kerja. Sementara uang yang dia tabung saat bekerja pelan-pelan tergerus oleh kebutuhan dia sehari-hari dan kebutuhan burung-burung peliharaannya. Seminggu sekali pastilah dia harus membeli pakan mereka.

Sebelum uang di tangan benar-benar habis,entah ide dari mana,dia memutuskan untuk membuka warung. Tentu saja suami dan mertua memberi ide padanya tentang apa yang akan dijualnya. Namun, tanpa kita duga,ternyata yang dia jual adalah,pakan burung. 

Sepertinya dia berpikir sambil menyelam minum air, dengan berjualan pakan burung maka dia mendapat untung,dan burung-burungnya takan kekurangan gizi.

Awal membuka warung tentu tak mudah mengais rupiah,maklum warung pakan burung kan tak umum,tak seperti warung sayur. Pembelinya sudah dipastikan para pecinta burung seperti dia.

Dasar pelukis, tangannya yang terbiasa bermain cantik untuk melahirkan karya ternyata minta dimainkan. Akhirnya dinding-dinding warung dia jadikan kanvas. Objek burung tentu saja jadi lukisan pertama. Karena ada pakan untuk ayam dan ikan,maka ikan dan ayampun menjadi lukisan selanjutnya.

Lukisan di dinding ikan dan ayam. Foto : Irma Tri Handayani
Lukisan di dinding ikan dan ayam. Foto : Irma Tri Handayani
Kini nyaris seluruh dinding warungnya dihiasi lukisan. Buat para pembeli tentu ini jadi hiburan saat mereka menunggu di layani.

Setelah beberapa bulan ,warung pakan burung ini mulai dikenal. Tak perlu pakai iklan atau pengumuman lewat toa di mesjid. Rupanya para pecinta burung saling berbisik. Akhirnya Kakak ipar saya punya banyak langganan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun