Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Persalinan Berujung di Meja Operasi

16 November 2019   14:08 Diperbarui: 16 November 2019   14:25 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan Bayi. Foto: Irma Tri Handayani

Selain karbohidrat,protein hewani dari daging atau ikan lalu protein nabati dari kacang-kacangan dan sayuran serta buah-buahan harus masuk setiap harinya. Biasanya saya membayangkan makanan yang enak-

Makanan bergizi untuk ibu hamil. Foto: Irma Tri Handayani
Makanan bergizi untuk ibu hamil. Foto: Irma Tri Handayani
Namun terkadang saya tak berhasil menggempur mual. Kalau sudah susah makanan masuk maka saya akan meneguk susu hamil. Itu jurus jitu kalau mulut benar-benar tak bersahabat.

Kesehatan ibu dan janin harus selalu diperhatikan. Saya termasuk rajin mengunjungi dokter kandungan untuk mengetahui kondisi si kecil di sana.

Meskipun sudah berulang kali namun tetap saja ada rasa eksitingnya . Melihat detak jantungnya yang bergerak. Melihat penampakkan kepala,tangan kaki. Bahkan di bulan keempat dokter sudah memperkirakan kalau si kecil berjenis kelamin laki-laki. Kami tersenyum bahagia.

Foto usg. Foto: Irma Tri Handayani
Foto usg. Foto: Irma Tri Handayani
Mendekati waktu kelahiran sayapun semakin aktif bergerak seperti saran dokter. Jalan setiap pagi selama satu jam. Mengurangi duduk dan tiduran. Memperbanyak jongkok dan sujud. Semua saya lakukan dengan riang hati persis sama seperti kehamilan kedua dan pertama. Sesekali saya malah berenang.

Berenang bersama anak. Foto: Irma Tri Handayani
Berenang bersama anak. Foto: Irma Tri Handayani
Namun,seperti juga kehamilan pertama dan kedua, HPL atau hari prediksi lahiran kali inipun meleset. Jika anak pertama dan kedua meleset sepuluh hari, di kelahiran ketiga inipun saya yakin meleset dengan jumlah waktu yang sama.


Maka ketika lewat 14 hari dan belum ada tanda-tanda persalinan yang spesifik seperti mulas yang semakin kencang sayapun memeriksakan kembali kandungan.

Mulas yang datang dan pergi sesuka hati membuat kami sering salah memprediksi,setiap kali yakin hari itu lahir tak lama mulespun menghilang. 

Orang sekitar rajin sekali bertanya kapan lahiran.  Kadang be-te rasanya Ayahnyapun sengaja memancing lahiran dengan bernyanyi-nyanyi dengan harapan bayi tertarik melihat penampakkan dari merdu suara ayahnya. Setiap malam saya panggil si kecil untuk segera lahir ke dunia.

Bermain gitar berharap bayi segera lahir. Foto: Irma Tri Handayani
Bermain gitar berharap bayi segera lahir. Foto: Irma Tri Handayani
Hasil pemeriksaan secara USG terakhir , tak ada yang salah dengan kondisi jabang bayi dan volume air ketuban. Grafik mulespun sudah terbaca. Atas dasar antisipasi dokter menyarankan rekam detak jantung bayi. Jika tak normal, maka detik itu juga saya akan mendapatkan induksi untuk mengeluarlan bayi. Berdebarlah jantung saya jadinya. Aduh, jangan-jangan debaran jantung saya nanti yang terekam.

Grafik kontraksi saya. Foto: Irma Tri Handayani
Grafik kontraksi saya. Foto: Irma Tri Handayani
Karena rekaman detak jantung dede bayi masih baik, maka dokter merelakan saya pulang dengan catatan minggu depan induksi harus dilakukan jika masih juga tidak ada tanda-tanda persalinan. Kamipun pulang dengan perasaan tak menentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun