Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kolaborasi Jari, Hati, dan "Money", Sumber Cinta pada Kompasiana

10 November 2019   18:21 Diperbarui: 10 November 2019   18:40 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengumuman Pemenang Blog Competition. Dokumen Pribad

Bermain Jari
Sebelum kenal kompasiana saya bukan siapa-siapa. Hanya seorang emak-emak berdaster yang sering kucel dan kerepotan sendiri. Dimana tangan kanan dan kiri memegang dua bocah dan bahu digantungi gendongan berisi bayi.

Demi mengendurkan urat syaraf sesekali posting di media sosial FB. Menulis cerita sehari-hari yang kepanjangan untuk dipajang sebagai status.

Namun ke mampuan menulis saya terendus seorang kompasianer bernama Ofie Sofyan Gumelar yang sudah duluan berenang-renang di lautan kompasiana #BeyondBloging. Dia berkata

"Teh,coba deh nulis di kompasiana  dari pada mubazir !" Begitu katanya

Saya yang tertarik pada tawarannya tapi tak berani untuk membuat akun mencoba berkelit. Untunglah dia baik. Bukan cuma dibuatkan akun,dia juga mengadakan pelatihan gratis dalam beberapa jam untuk mengisi dash board kompasiana. Dari mulai nulis,up load foto, membuat tautan hingga memposting. Luar biasa tu makhluk baiknya enggak ketulungan.

Saya memulai di kanal fiksi. Postingan pertama saya berjudul Tamu Tak diundang dibaca 111 orang dikomentari 3 orang.
Meskipun begitu ternyata menyenangkan ya memiliki jejak digital di kompasiana. Berasa udah jadi penulis keren aja gitu. Padahal tak masuk label pilihan.

Hati Yang Terhibur
Pekerjaan yang dikangeni saat selesai menulis di Kompasiana adalah melihat berapa banyak pembaca. Kalau nambahnyabserentak ,girang. Tapi kalau nambah satu -satu dalam sehari ya ,garang.Syukur-syukur ada yang memberikan vote pada tulisan kita maka ada upah hati yang dirasakan. Serasa memiliki jalan untuk menyalurkan hobi tentunya.

Jika menulis di media sosial,maka penikmatnya hanya teman, sementara di kompasiana banyak kompasianer yang sudah teruji kemampuan menulisnya sehingga tentu lebih wah , rasanya saat mereka mengomentari.

Memang saya akui yang paling membahagiakan adalah mendapatkan ridho admin untuk memberi label pilihan. Itu saya ingat benar pertama kali dikasih label pilihan saat ikut blog competition merk sepeda. Kisah Dalam Putaran Roda Sepeda

Semula saya hanya ingin menulis saja. Sepertihalnya saat SD menuliskan perasaan hati di Diary. Selalu puas setiap kali tombol Tayang sudah terklik. Hobi menulis yang tersalurkan itu membuat hidup lebih berwarna. 

Beban kerja di rumah sebagai Ibu rumah tangga dan di kantor sebagai guru bimbel mampu dibahagiakan dengan menulis di Kompasiana.

"Money" yang Mulai menyapa Rekening
Tiba pada suatu masa saya mengenal adanya blog competition. Sayapun iseng-iseng mengikutinya. Tak ada niat ingin menang selain tertantang untuk menuliskan artikel sesuai permintaan tema.

Ganjaran pilihan  mampu membuat hidung sudah merekah. Ya ternyata di setiap blog competition saya malah sering mendapat label pilihan. Jauh perbandingannya dengan menulis fiksi. Bisa dihitung jari lah.

Awal Januari saya mengikuti sayembara menulis kocak resolusi. Saya mengirimkan tulisan berjudul Resolusi Seksi
Tak dinyana di 50  daftar pemenang nyempil nama saya. Oalah senangnya. Sebuah kalender cantik mendarat di rumah.

Kalender cantik dari kompasiana. Dokumen Pribadi
Kalender cantik dari kompasiana. Dokumen Pribadi
Rasa jadi pemenang membuat saya ketagihan, sayapun menulis dan menulis untuk setiap Blog competition yang diadakan.

Hingga akhirnya masih tahun 2017 dewi fortuna belok dan menyapa lagi. Tak ada angin dan hujan saya memenangkan salah satu blog competition dan tak tanggung-tanggung jadi juara pertama, dan 5 juta rupiah menyapa rekening.

Saya ingat betul betapa lutut saya bergetar dan saling beradu saking senangnya. Heran juga kenapa ekspresinya di lutut?) Hingga detik ini saya masih ingat betul rasanya.

Ah  mimpipun saya tak berani untuk memenangkan blog competition karena saya tahu di sini blogger-blogger handal berkumpul. Kemampuan mereka jauh dibanding saya.

Semenjak itulah saya jadi ketagihan. Bukan lagi kagum sama kompasiana tapi saya mulai cinta berat pada kompasiana. Semakin berbinar mata saya ketika ada tawaran lomba menulis.

Akhirnya mindset saya berubah jadi pengabdi setia blog competition. Dari produk bank,susu kotak hingga lingkungan. 3 kali mencicipi uang transferan membahagiakan bukan.

Namun bukan semata uang yang bikin saya melonjak girang,karena  berapapun saya selalu bangga.

Ketika kompasiana menawari K-rewards sayapun sempat rajin juga. Kucuran dana yang ditawarkan begitu menggoda dan memacu saya untuk mencoba menulis satu bulan penuh untuk mengetahui seberapa banyak pembaca hang bisa saya mendatangkan recehan saya katakan recehan karena sulit bagi saya menarik mata pembaca hingga batas maksimal 3000an.

Hasilnya bulan pertama saya gagal. Saya perbaiki di bulan kedua. Usaha makin keras untuk mendapat 60 ribuan,lalu bulan berikutnya naik jadi 90rban di bulan januari 2019 sampai Februari saya off karena merasa gagal.

Masuk masa pemilu saya bergairah lagi. Karema memang politik masih jadi surga mata di konpasiana maka saya berhasil bukan hanya masuk headline tapi sampai ke tahap trend pekan ini. Itu rasanya kaya apa ya,tak terkatakan deh. Kucuran dana yang masuk kantongpun sampai 200 -ribuan.


Akhirnya saya merasakan masuk tajuk Trend Pekan Ini. Ulala...rasanya pengen menari samba,sayangnya saya tak bisa yang terlihat hanya tarian tarzan di hutan rimba.

Artikel yang sempat masuk tajuk Trend Pekan ini. Dokumen Pribadi
Artikel yang sempat masuk tajuk Trend Pekan ini. Dokumen Pribadi
Bukan masalah K-rewards yang saya dapatkan karena nominalnya memang kecil kalo dibanding usahanya. Tapi kebiasaan mengejar K-reward membuat saya gila menulis. Event apa saja yang komunitas Kompasiana adakan saya ikuti.

Ada komunitas asuhan Kompasiana seperti PenaTajam,FC dan komunitas lain seperti RTC. Teman saya malah dengan kejam menuduh saya "banci event"  ah, saya menyambut cengiran tuduhannya.

Naik Kelasnya Tulisan Emak-emak Berdaster
Tanpa saya sadari tulisan emak berdaster saya semakin cantik mungkin, hingga beberapa kali menang di sana -sini. Kalau melihat nominalnnya lebih besar dibanding menulis  dengan mengaharap kan K-rewards. Minimal 100 ribu go pay saya dapatkan.

Jadi kebiasaan saya menulis demi mengejar K-rewards itu membuat saya terbiasa menulis tiap hari. Maka ketika bulan ramadhan tiba dan acara menulis 30 hari digaungkan,saya benar-benar tak merasa kesulitan. Melahap semua tema perhari tanpa kenal lelah.

Menang ga?enggak! tapi saya enggak kecewa tuh karena targetnya menulis sebulan lebih tanpa bolong kayak daster kesayangan.

Mengagendakan menulis sebulan lebih even THR. Dokumen pribadi
Mengagendakan menulis sebulan lebih even THR. Dokumen pribadi
Rasanya power saya di situ. Dan selesai Ramadhan rasanya enggak percaya bisa buat tulisan 1 bulan lebih. Ada yang hilang begitu event selesai.

Semua saya dapatkan dari kompasiana. Jari yang rutin bermain di keyboard, hati yang senang atas vote,komentar dan label dari admin, dan hidup bergairah, dari duit yang masuk kantong tanpa harus mengeluarkan tenaga banyak layaknya jualan On line Shop.

Terima kasih kompasiana. #11tahunkompasiana di usiamu sudah memberikan kebahagiaan pada saya seorang emak-emak berdaster yang mampu mengurangi kemumetannya dalam mengasuh anak dengan menulis di sini. 

Salam dari penulis berdaster. Dokumen pribadi
Salam dari penulis berdaster. Dokumen pribadi
Bahkan sst..Alhamdulillah sebenarnya saya sudah kebagian go-pay sebagai pemenang pantun  nih di perayaan #11tahunkompasiana.

Dibalik daster kesukaan yang paling dibenci suami karena bolongnya merajalela,saya mengucapkan Semoga panjang umur Kompasiana semoga semakin berjaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun