Pagi ini perumahan Permata Hijau terlihat ramai. Orang-orang berbaju merah tampak di sana-sini. Mereka adalah kelompok para buruh yang bekerja di seputaran pabrik Rancaekek.
Beberapa kelompok nampak sudah menaiki mobil bak terbuka. Laki-laki dan perempuan bercampur di sana.Â
Mereka tergabung dalam KASBI yang merupakan singkatan dari Kongres Aliansi Buruh Indonesia. Kantor pusatnya memang berada di perumahan Perrmata Hijau ini. Kemarin saat kebetulan lewat ,saya melihat mereka berkumpul untuk mempersiapkan hari ini.
Tidak hanya anggota KASBI yang ramai terlihat,barisan aparat kepolisian dan tentara nampak ada disana. Sepertinya mereka akan mengawal dan jaga-jaga barangkali ada hal-hal yang tak diinginkan.
Lalu lintas di depan Permata Hijau pun mulai memadat. Selain Buruh-buruh lain mulai berdatangan, para pengemudi yang lewat pun memelankan armadanya untuk melihat apa yang terjadi.
Tak jauh dari jalan raya tampak buruh yang sudah berbaris memegang kelengkapan demonstrasi seperti bendera dan tulisan-tulisan berisi tuntutan.
Ada suara yang keluar dari pemimpin mereka sepertinya,sayang saya tak bisa menangkap apa karena suaranya tenggelam dalam keriuhan suara sekitar..
Saya coba berjalan lagi menuju jalan untuk melihat-lihat lagi. Ada sedikit pemandangan yang mengusik hati.Â
Nampak seorang Ibu beserta anak dalam gendongannya seperti akan mengikuti demo hari ini. Aduh sebagai emak-emak pemilik bayi,hati saya sedikitnya miris melihatnya. Terbayang si kecil harus ikut-ikutan dalam panasnya cuaca atau mungkin derasnya hujan.
Sempat saya tanyakan pada salah satu dari mereka kemanakah tujuan mereka. Katanya mereka menuju Gedung Sate Bandung. Disana konsentrasi buruh berkumpul.
Di sini terasa betul geliat perayaan hari Buruh. Kebetulan memang Rancaekek merupakan kawasan pabrik. Perumahan ini menjadi salah satu tempat tinggal terbesar para buruh pabrik. Perumahan yang disulap menjadi kontrakan banyak sekali bisa kita temukan.Â
Saya menatap kembali barisan para buruh itu. Apapun yang akan mereka sampaikan semoga mereka bisa tertib dan tidak menimbulkan kegaduhan. Mereka berhak menyampaikan aspirasi namun masyarakat pun berhak Mendapat rasanya nyaman tentunya.
Selamat Hari Buruh Teman-teman
Dibalik daster asli Solo yang sangat saya sukai, selesai juga satu tulisan ringan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H