Dua orang anak laki-laki sedang duduk di bawah pohon rindang melepas lelah setelah mengejar layang. Sebut saja Oko dan Abo.
Meskipun mereka masih ingusan namun keseringan nguping emak-bapaknya ngobrol pilpres mereka ikutan juga dah.
Berikut percakapan merekaÂ
Abo: Apaan capres mu kerempeng gitu kayak cacingan ,kurang makan dan penyakitan.
Abo ngomong berapi-api sambil sesekali mengelap ingus yang bekejaran dari hidungnya.
Oko: Biarin,capres akukan orangnya sederhana , demennya makan rebus ubi sama singkong,minumnya jamu-jamuan. Dia makan secukupnya kadang puasa Senin-Kamis. Dari pada capres kamu pipinya chuby,perutnya tambah Endut lucu kayak boneka panda, Endut gitu justru ga sehat tahu!
Oko menimpali sambil upilnya diputar-putar..iyyy
Abo: capres kamumah planga plongo kaya orang bego. Ga da keren-kerennya kalau ngomong!
Abo mulai menaikkan intonasi sambil tunjuk sana-sini seperti capresnya.
Oko: Bukan Planga plongo,capres akumah mikir dulu kalau mau ngomong biar ga asal jeplak. Memangnya capres kamu kalau ngomong sok berapi-api tapi seringnya ngutip omongan orang. Udah gitu sering marah-marah lagi. Apaan pemimpin kok gitu!
Oko mencakup ngomong sambil muncrat-muncrat. Abo kebasahan.
Abo: Capres aku dong mantan tentara, gagah biasa mimpin pasukan
Oko: capres aku juga gagah biarpun bukan tentara sekarang semua tentara pada takluk sama dia ,weee!
Abo: Capres akumah orang kaya hartanya banyak tanahnya dimana-mana. Apaan capres kamu tukang bikin lemari. Mana anak-anaknya tukang dagang semua lagi.
Abo membuang muka. Karena ga da yang mungut,mukanya diambil lagi.
Oko: ih,capres aku biarpun bukan turunan orang kaya tapi dia pekerja keras. Dia membangun usaha dari nol bukan hasil warisan. Makanya anak-anak nya juga mengikuti ajaran Bapaknya yaitu berusaha dengan keringat sendiri bukan karena limpahan harta. Lagian anak capres kamu namanya siapa kamu tahu enggak?
Abo: Enggak!
Oko: Biar bagaimana capres aku lebih hebat dari capresmu, tahu!!
Abo: apa?ga mungkin capresmu lebih hebat!
Oko: Capresku sekali nyalon langsung jadi presiden, Calonmu dah tiga kali masih juga nyalon
Abo:@#"$*&@+$'
Percakapan terhenti karena emak-emak mereka datang dan menyeret mereka. Seharian bermain di lapang merek lupa pulang sementara hari menjelang malam.Â
Bukan semata-mata khawatir sebenarnya,tapi panci yang mereka bwa dari rumah untuk bermain musik di lapang,mau dipakai masak makan malam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H