Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sungai Macam Apa yang Akan Kita Wariskan Pada Anak Cucu Kita?

6 Februari 2019   11:10 Diperbarui: 6 Februari 2019   12:17 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak bermain di sungai. Foto: Irma Tri Handayani

Mungkin bukan kebiasaan nenek saya saja yang begitu-begitu penduduk lainpun sepertinya sama akan memilih membuaaang sampah ke sungai supaya tak usah tepi mengurusnya.

Itulah sebabnya mengapa dalam rentang waktu singkat air sungai tempat saya bermain tadi sudah tercemar.

Itu dalam skala rumahan,tak lama saat saya SMP dan SMA, sungainya sudah lebih ajaib lagi karena bisa berubah-ubah warna. Kadang hijau,merah dan kadang penuh busa.

Sepertinya itu kelakuan pemilik pabrik yang tak mau merogoh kocek dalam-dalam untuk mengolah limbah sehingga aman untuk dialirkan di sungai.

Kok penduduk enggak ada yang protes ya? Ya tak mungkin proteslah,wong kelakuan mereka juga sama. Tak pernah berfikir  bahwa membuat kotor sungai adalah dosa. Yang penting rumah mereka bersih,sungai toh tak ada di dalam rumah.

Tak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa  kelakuan tak terpuji mereka terhadap sungai mewariskan air baku yang tak layak diolah buat anak cucu mereka. Saya yakin bukan cuma di sungai kecil ini saja,di nyaris semua kali sepertinya.

Ridwan Kamil pernah melakukan pembersihan besar-besaran di sungai-sungai kota Bandung. Tapi rasanya percuma jika warga masih juga sembunyi-sembunyi membuang sampah dalam plastik ke sungai. Mending sembunyi-sembunyi lah yang terang-terangan juga banyak.

Membuang sampah dan limbah ke sungai jelas kejahatan besar .  Entah mengapa sulit sekali menyadarkan para pembuang sampah di kali. 

Dan entah mengapa belum ada berita pemilik pabrik dipenjara karena mengambil keuntungn dari usahanya dengan menghancurkan ekosistem sungai.

Tak mungkin mengolah air yang tercemar. Kalau sudah begitu pasokan air pasti tersendat.

Jika air bakunya sudah tercemar lalu mau minum apa  kita,  sekarang saja sudah begini apa kabar anak cucu kita kelak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun